Yogyakarta (ANTARA News) - Mahasiswa Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Estu Jati Pratitis berhasil menciptakan alat deteksi dini banjir lahar dingin.

"Metode yang digunakan adalah mendeteksi adanya getaran atau tumbukan yang terjadi sebagai sinyal awal akan datangnya banjir lahar dingin," kata Estu di Yogyakarta, Kamis.

Menurut dia, alat pendeteksi banjir lahar dingin itu terdiri atas sensor "speaker", rangkaian kontroler, dan rangkaian pengirim layanan pesan pendek (SMS).

"Prinsip kerja dari alat itu adalah mendeteksi adanya getaran, besarnya getaran dinyatakan pada besaran frekuensi (Hz) dan `Analog to Digital Converter` (ADC)," katanya.

Ia mengatakan frekuensi menjadi parameter utama sebagai acuan besarnya getaran dibandingkan ADC, dan faktor yang mempengaruhi besar kecilnya frekuensi adalah jumlah getaran yang terjadi dalam satu detik yang diterima sensor.

"Awalnya getaran yang timbul dari material vulkanik akan dideteksi oleh sensor `speaker`, sehingga muncul sebuah sinyal yang disebut sinyal pengondisi. Kemudian sinyal tersebut ditangkap oleh rangkaian kontroler yang tugasnya akan menghitung nilai frekuensi dan ADC yang dihasilkan," katanya.

Menurut dia, jika hasil frekuensi dan ADC melewati ambang batas lebih dari 1.000 Hz, maka akan langsung masuk pada rangkaian modul pengirim SMS, dan pesan akan bahaya banjir lahar dingin segera terkirim ke telepon seluler penerima SMS tersebut.

"Alat ini berfungsi sebagai sistem peringatan dini untuk bencana banjir lahar dingin. Kami sudah melakukan uji laboratorium dengan melakukan pengujian nilai frekuensi, nilai ADC, dan pengujian modul pengiriman SMS," katanya.

Ia mengatakan alat pendeteksi dini banjir lahar dingin itu diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat yang berada di kawasan rawan bencana.

"Kami berharap alat itu dapat bermanfaat bagi masyarakat terutama yang berada di sekitar kawasan yang menjadi langganan banjir, sehingga mereka menjadi lebih siap dan sigap ketika bencana banjir lahar dingin datang," kata Estu.

Menurut dia, dengan adanya alat tersebut, maka datangnya banjir lahar dingin yang membawa material vulkanik berupa pasir, kerikil, dan batu-batu besar dari Gunung Merapi kini dapat diketahui melalui SMS.

"Dengan demikian, warga yang berada di sekitar kawasan tersebut dapat cepat tanggap ketika banjir lahar dingin melanda kawasan permukiman dan jalur transportasi," katanya.

(L.B015*H010/M008)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011