Yangon, Myanmar (ANTARA News/AFP) - Tokoh demokrasi Myanmar Aung San Suu Kyi bisa berperan di pemerintahan sipil terbatas jika ia terpilih dalam pemilihan parlemen April mendatang, kata seorang penasihat presiden pada Minggu.

Pemenang Hadiah Nobel Perdamaian berusia 69 tahun, yang bisa lolos ke parlemen yang sebagian besar anggotanya masih terdiri dari partai yang didukung militer dan partai yang didukung militer yang berkuasa, akan diberi posisi yang "cocok", kata Nay Zin Latt kepada AFP.

"Ada juga kemungkinan dia akan ditunjuk untuk pemerintah," katanya dan menambahkan bahwa hal itu akan tergantung pada keinginan Suu Kyi sendiri.

Ikon demokrasi Myanmar itu beberapa hari lalu mengunjungi parlemen Myanmar untuk pertama kali pada Jumat dan bertemu dengan ketua majelis rendah yang berpengaruh, kata partainya.

Dia di ibu kota Naypyidaw untuk menandatangani surat sebagai bagian dari pendaftaran ulang kelompok oposisinya sebagai partai politik.

Suu Kyi juga bertemu dengan Shwe Mann, orang ketiga dalam junta yang berkuasa sebelumnya, kata seorang pejabat parlemen.

"Kedua ketua parlemen dari majelis rendah dan majelis tinggi akan bertemu Suu Kyi pada siang ini. Mereka bertemu di parlemen," kata pejabat yang menolak disebut namanya itu kepada AFP.

Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) yang dipimpin Suu Kyi diberi lampu hijau pihak otoritas bulan ini untuk bergabung kembali dalam arena politik, membuka jalan bagi pemenang Nobel itu untuk mencalonkan diri memperebutkan kursi di parlemen baru.

NLD dicopot dari statusnya sebagai partai politik resmi oleh junta militer tahun lalu setelah memilih memboikot pemilu langka dan kontroversial, dengan mengatakan peraturan pemilihan itu tidak adil.

Suu Kyi dibebaskan beberapa hari setelah pemilu November, setelah menghabiskan sebagian besar waktu dua dekade terakhir di dalam tahanan, dan dia sekarang berencana untuk mengambil bagian dalam pemilu yang diperkirakan akan digelar pada awal tahun depan meskipun tanggal pemungutan suara belum ditetapkan.

Sejak berkuasa Maret, pemerintah baru yang didukung militer didominasi oleh mantan jenderal telah membuat serangkaian langkah reformis dalam upaya jelas untuk menjangkau lawan politiknya dan Barat.

Suu Kyi menyatakan secara berhati-hati harapannya pada awal bulan ini bahwa demokrasi akan datang ke Myanmar, dan ia menyambut kunjungan Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton di rumahnya di Kota Yangon, yang menjadi penjara selama bertahun-tahun selama kunjungan bersejarah Menteri Luar Negeri AS itu.

NLD menang dalam pemilu pada tahun 1990 dengan kemenangan besar, sementara Suu Kyi tetap dalam tahanan rumah, karena pemerintah para jenderal tidak pernah mengizinkan partainya untuk mengambil alih
kekuasaan.

(Uu.H-AK/H-RN)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2012