Surabaya (ANTARA News) - Sebanyak 60 mahasiswa dari 30 universitas Jawa Timur siap membantu korban bencana di seluruh daerah, karena mereka sudah dilatih menjadi "Mahagana" (mahasiswa tanggap bencana).

"Kami sudah dilatih tim Basarnas dan Dinas Sosial Jatim di Tretes pada 14-16 Desember 2011," kata Menteri Humas BEM Unair Surabaya, David Furiangga, kepada ANTARA di Surabaya, Sabtu.

Dalam pelatihan itu, kata mahasiswa FKM Unair itu, puluhan relawan Mahagana itu juga menunjuk Mahagana dari Unair sebagai koordinator Mahagana 2012 dan tahun berikutnya akan dipilih lagi.

"Pelatihan di Tretes itu merupakan pelatihan tanggap bencana yang kedua, karena tahun lalu sudah dilatih tanggap bencana longsor, sedangkan di Tretes itu pelatihan tanggap bencana terkait penyelamatan hutan," katanya.

Menurut dia, relawan Mahagana juga akan menggelar pertemuan rutin untuk melakukan pelatihan, evaluasi program, dan pemilihan koordinator baru. "Ada pula pertemuan tidak rutin, yakni pertemuan di lokasi bencana," katanya.

Setiap ada bencana, maka seluruh relawan Mahagana akan saling berkoordinasi untuk turun ke lokasi bencana. "Tahun lalu, kami turun ke bencana di Merapi, namun hanya 20 relawan," katanya.

Secara terpisah, mantan relawan Mahagana di Merapi, Ristianto Putro, mengatakan dirinya turun ke kawasan Merapi dengan tim beranggotakan 20 relawan dari Fisip, FK, Jurusan Perawatan (FF), dan sebagainya.

"Saat itu, tim yang turun ke kawasan Merapi memang dibagi dua tim yakni tim medis dan tim recovery (sosial). Tim recovery berasal dari mahasiswa Fisip dan Fakultas Psikologi yang fokus pada penanganan trauma," katanya.

Namun, ada pula relawan dari Jurusan Manajemen (FE) yang mengajari masyarakat untuk mengatur kendaraan di lokasi pengungsian agar kendaraan bisa keluar-masuk tanpa hambatan.

"Pengalaman kami, warga di kawasan bencana hendaknya jangan mudah panik agar koordinasi dan komunikasi bisa berjalan lancar. Yang jelas, manajemen bencana itu perlu melibatkan masyarakat lokal karena merekalah yang tahu rute di daerah itu," katanya.

Ia menambahkan ada pula relawan yang membantu masak di dapur. "Yang jelas, kami turun ke kawasan Merapi selama dua minggu. Pengalaman selama dua minggu akan menjadi pelajaran untuk kami lakukan analisa dan evaluasi," katanya.

Sebelumnya (18/12/2011), sebanyak 60 mahasiswa yang tergabung dalam BEM Unair Surabaya membangun instalasi pengolahan air limbah (IPAL) komunal untuk masyarakat di Warugunung, Kecamatan Karangpilang, Surabaya.

"Itu merupakan bagian dari Bakti Sehat Airlangga atau BSA di Warugunung pada 18-25 Desember," kata Presiden BEM Unair, Arif Fatchurrahman.

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2012