Kejadian ini mulai melanda areal persawahan yang ada di Kecamatan Pauh dan perkebunan warga di Desa Rangkiling, Kecamatan Mandiangin,"
Jambi (ANTARA News) - Beberapa kawasan kebun dan areal persawahan milik masyarakat di Kecamatan Mandiangin, Kabupaten Sarolangun, Jambi, Sabtu (1/12) terendam air dan terancam gagal panen akibat banjir kiriman dari kawasan hulu.

Berdasarkan pantauan, Minggu, gagalnya para petani tidak ada yang memperkirakan akan adanya banjir kiriman dari Sungai Batang Tembesi ini.

Para petani masih terus berkerja dan tidak mendapatkan informasi ataupun pemberitahuan banjir kiriman ini dan hasilnya puluhan hektar sawah terendam dan rusak.

"Kejadian ini mulai melanda areal persawahan yang ada di Kecamatan Pauh dan perkebunan warga di Desa Rangkiling, Kecamatan Mandiangin," ujar Asmara, salah seorang tokoh pemuda Kecamatan Mandiangin.

Banjir yang merendam sawah dan kebun para petani ini telah terjadi sejak tiga hari belakangan serta warga pun sudah melaporkan kejadian ini ke Dinas Pertanian maupun memberitahukan pada Petugas Penyuluh Lapangan (PPL).

"Para petani mengharapkan adanya langkah nyata dari Pemkab Sarolangun untuk mengatasi banjir ini agar warga dapat berkerja lagi seperti sedia kala," harapnya.

Diperkirakan banjir kiriman ini terjadi akibat meluapnya Sungai Batang Tembesi yang selalu dilanda hujan dengan intensitas curah hujan yang cukup tinggi serta frekeuensi yang lama.

Para petani juga terancam gagal panen dan mengalami kerugian jutaan rupiah akibat banjir kiriman ini, terutama bagi warga yang menanam padi.

"Pasalnya, kondisi padi yang terendam banjir kiriman ini dalam kondisi pascatanam. Kami berharap dengan kejadian bencana banjir yan melanda areal persawahan dan perkebunan warga, instansi terkait segera turun kelapangan dan mengecek langsung," urai Asmara.

Ia juga khawatir jika tidak diambil langkah preventif maka banjir kiriman ini akan meluas ke areal persawahan lainnya dan menambah beban derita para petani di Sarolangun.
(KR-NF/E003)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2012