Jakarta (ANTARA News) - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama akan menempatkan petugas yang mengawasi aliran air, baik sungai maupun kali, setiap per enam kilometer agar tak terjadi penumpukan sampah sehingga air bisa mengalir dan tidak menggenang atau  banjir ketika hujan besar tiba.

"Saya lagi diskusi sama Pak Gubernur untuk libatkan orang per enam kilo meter," kata Ahok di rumah pribadinya di Jakarta Utara, Senin.

Pelibatan ini untuk memudahkan pengawasan kebersihan saluran air di Jakarta.  "Kalau petak ini enggak bersih dia enggak kerja," katanya.

Dia mengungkapkan, selama ini Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyewa kontraktor engangkutan sampah dengan sistem per kapasitas.

"Sekarang kan masih kontraktor, sudah bersih nih selokan. Kita tidak tahu besoknya bagaimana," katanya.

Ahok menilai para kontraktor tidak berani menyepakati kontrak per tahun untuk mengangkut sampah di kali karena takut merugi.

"Mereka bilang enggak tahu sampai kapan akan ada sampah, apalagi kadang dikirimin kasur dari sungai," ujarnya.

Selama ini, kontraktor yang memenangkan tender dibayar sesuai kuota sampah yang disepakati, msalnya tanggung jawab untuk mengangkut hanya 1.000 ton, maka ketika sampah sudah memenuhi kuota, maka kontraktor tidak akan mengangkat sampah lagi.

"Jadi mereka bilangnya sampah yang baru datang bukan tanggung jawab mereka," katanya.

Ahok pernah berwacana untuk melibatkan pemulung dalam membersihkan Jakarta, bahkan menjanjikan gaji tetap sesuai dengan Upah Minimun Regional Jakarta Rp2,2 juta.

"Kan kalau pakai orang masih tetap lebih murah," katanya.

(dny)

Pewarta: Deny Yuliansari
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2012