Teheran (ANTARA News) - Angkatan Laut Republik Islam Iran (IRIN) akan terus melanjutkan kehadirannya di perairan internasional, kata Komandan Angkatan Laut Laksamana Habibollah Sayyari di Teheran, Kamis.

Ia membuat pernyataan dalam satu wawancara dengan IRNA di Bandar Abbas pada Kamis.

"Beberapa negara yang hadir di perairan internasional dan kehadiran IRIN di sana yang bertujuan untuk memberikan keamanan kapal dagang dan tanker minyak membuktikan kemampuannya, dunia telah menerima kekuatan IRIN dan kemajuan ilmiah dalam pembangunan peralatan kelautan baru."

Angkatan Laut Iran telah melakukan patroli anti-pembajakan di Teluk Aden sejak November 2008, ketika perampok Somalia membajak kapal kargo carteran Iran, MV Delight, di lepas pantai Yaman.

Menurut resolusi Dewan Keamanan PBB, negara-negara yang berbeda dapat mengirim kapal-kapal perang mereka ke Teluk Aden dan perairan pantai Somalia melawan bajak laut dan bahkan dengan pemberitahuan sebelumnya kepada pemerintah Somalia memasuki wilayah perairan negara itu dalam mengejar perompak laut Somalia.

Teluk Aden - yang menghubungkan Samudera Hindia dengan Terusan Suez dan Laut Mediterania - merupakan koridor energi penting, terutama karena minyak Teluk Persia dikirim ke Barat melalui Terusan Suez.

Pada November, Iran meningkatkan kekuatan angkatan lautnya di perairan Teluk Persia setelah kapal baru meluncurkan rudal baru dan kapal selam ringan untuk bergabung dengan armada Angkatan Laut.

Frigat peluncur rudal Sina-7 diluncurkan dalam satu upacara di kota pelabuhan Selatan Iran Bandar Abbas pada kesempatan Hari Nasional Angkatan Laut.

Selama upacara yang dihadiri oleh Sayyari, dua kapal selam ringan kelas-Qadir juga bergabung dengan armada angkatan laut Iran.

Semua bagian dari kapal selam kelas Qadir, termasuk peralatan, lambung radar dan sistem pertahanan canggih, telah dibuat di dalam negeri.

Kapal selam adalah kapal yang tepat untuk misi angkatan laut yang berbeda, termasuk pengintaian dan tempur di perairan teritorial, terutama di Teluk Persia dan Selat Hormuz yang tidak cukup lebar untuk manuver kapal perang besar dan kapal selam.
(H-AK)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2012