Tujuannya ialah untuk menghentikan pendatang gelap, penyelundupan narkotika dan aksi kejahatan lain, serta mempertahankan Israel dari kelompok fanatik.
Jerusalem (ANTARA News) - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Ahad, mengumumkan satu rencana pemerintah untuk membangun penghalang baru keamanan di sepanjang perbatasan utaranya dengan Suriah, dengan alasan bahaya baru yang ditimbulkan oleh kerusuhan di Suriah.

Keputusan itu diambil setelah Kementerian Pertahanan pekan lalu mengumumkan diselesaikannya bagian utama dari pagar perbatasan sepanjang 230 kilometer dengan Mesir, yang termasuk di antara proyek pembangunan paling besar dalam sejarah negara Yahudi. Tujuannya ialah untuk "menghentikan pendatang gelap, penyelundupan narkotika dan aksi kejahatan lain, serta mempertahankan Israel dari kelompok fanatik".

"Kami bermaksud mendirikan pagar yang persis sama, dengan beberapa perubahan di wilayah sesungguhnya, sepanjang Dataran Tinggi Golan," kata Netanyahu kepada para menteri dalam pertemuan kabinet mingguan, Ahad.

Ia merujuk kepada daerah yang direbut Israel dari Suriah dalam Perang 1967 tapi dipandang secara wilayah pendudukan tidak sah oleh masyarakat internasional.

"Kami mengetahui di wilayah lain perbatasan hari ini, militer Suriah telah menjauh, dan di tempatnya, pasukan Jihad global telah masuk," kata Perdana Menteri Israel tersebut dalam pernyataan yang dikirim kepada Xinhua --yang dipantau ANTARA News, di Jakarta, Senin.

Kendati kedua pihak secara resmi masih dalam kondisi perang, Suriah selama beberapa dasawarsa telah melakukan berbagai upaya guna memastikan perbatasannya dengan Israel tetap tenang.

Perbatasan itu, yang biasanya dipantau dan dijaga oleh militer Israel, saat ini dipisahkan oleh pagar berduri dan tindakan yang relatif primitif dilakukan guna mencegah penyusupan ke dalam wilayah Israel atau serangan militer Suriah, seperti ranjau darat dan pengakap tank.

Dengan alasan ketidak-stabilan yang meningkat di Suriah, Netanyahu memberitahu para menteri bahwa Israel akan mempertahankan perbatasannya terhadap penyusup dan gerilyawan seperti yang "berhasil dilakukannya" di sepanjang perbatasan baratnya dengan Sinai, yang dikuasai Mesir.

"Saya juga mengajukan kepada anda semua bahwa masalah senjata kimia mengkhawatirkan kami dan kami mengkoordinasikan intelijen kami dan kesediaan dengan AS dan yang lain, sehingga kami akan siap bagi skenario yang dapat meningkat," kata Netanyahu.

Netanyahu, yang mengenang perjalanannya bersama para pejabat militer senior ke penghalang keamanan selatan pada Rabu pekan lalu, kembali memuji keberhasilan proyek itu dalam "sepenuhnya" mengekang gelombang pendatang Afrika yang menyusup ke dalam negeri itu.
(C003)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013