... di sekitar waduk itu resapan air, bukan wilayah pemukiman. Jadi, tidak boleh ada warga yang tinggal di situ... "
Jakarta (ANTARA News) - Mengantisipasi sekaligus upaya "mengakhiri" banjir saban hujan besar, pemerintah Provinsi DKI Jakarta segera menormalisasi Waduk Pluit di Jakarta Utara. Normalisasi Waduk Pluit juga termasuk relokasi pemukiman penduduk dari area waduk itu; tidak boleh lagi ada pemukiman di sana.

"Normalisasi ini harus dilakukan untuk meningkatkan kapasitas atau daya tampung air di dalamnya," kata Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi), di Balai Kota, Jakarta Pusat, Rabu. Dana yang dicadangkan untuk semua keperluan itu diperkirakan hingga Rp1 triliun.

Rinciannya sementara ini adalah pembuatan sheet pile sebesar Rp190 miliar dan pengerukan waduk sebesar Rp800 miliar. Yang ideal, menurut Jokowi, kedalaman waduk mencapai 10 meter, namun kedalaman Waduk Pluit hanya sekitar dua sampai tiga meter, sehingga perlu diperdalam lagi. 

"Semakin dalam waduknya, maka semakin dalam juga daya tampungnya, sehingga air tidak tumpah dan menjadi banjir dimana-mana, terutama di daerah Pluit. Melalui normalisasi, maka daya tampung Waduk Pluit bisa maksimal," ujar Jokowi. 

Normalisasi itu, lanjut Jokowi, juga berkaitan dengan area di sekitar waduk. Dia mengatakan pihaknya mencatat terdapat sebanyak 17.000 kepala keluarga yang tinggal di area itu. 

"Area di sekitar waduk itu resapan air, bukan wilayah pemukiman. Jadi, tidak boleh ada warga yang tinggal di situ. Area tersebut harus disterilkan, sehingga Waduk Pluit dapat berfungsi secara maksimal," kata Jokowi. 

Satu hal pokok penyumbang banjir adalah "budaya" keliru yang telah berkarat pada warga Jakarta yang menganggap sungai adalah bak sampah raksasa sehingga semua jenis sampah sah dibuang di sana. Penegakan hukum tentang lingkungan juga masih sangat lemah, selain ketersediaan tempat sampah yang benar juga masih sangat langka.

Ilustrasi mudah, di Pintu Air Manggarai, tiap hari puluhan meter kubik segala jenis sampah --dari plastik kresek sampai lemari es bekas dan kasur-kasur bekas besar-- mudah dijumpai.

Sampah-sampah ini menurunkan kemampuan pintu air buatan kolonialis Belanda mengelola air, terutama jika hujan lebat terjadi berjam-jam.

(R027)

Pewarta: Ade P Marboen
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2013