Kami perkirakan defisit transaksi berjalan masih berlanjut di triwulan pertama 2013...
Jakarta (ANTARA News) - Kurs nilai tukar mata uang rupiah yang ditransaksi antarbank di Jakarta Kamis pagi belum bergerak nilainya atau stagnan di posisi Rp9.640 per dolar AS.

Pengamat pasar Samuel Sekuritas Lana Soelistianingsih di Jakarta, Kamis mengatakan, kinerja neraca pembayaran Indonesia (NPI) 2012 yang menurun akan mempersulit stabilitas nilai tukar rupiah, membuka peluang suku bunga naik, dan mengurangi potensi pertumbuhan ekonomi.

"Kami perkirakan defisit transaksi berjalan masih berlanjut di triwulan pertama 2013 kalau belum ada perbaikan di neraca perdagangan," katanya.

Analis Trust Securities Reza Priyambada menambahkan, dari eksternal, pelaku pasar uang tengah wait and see jelang pertemuan G7 pada akhir pekan ini, yang menginginkan agar nilai tukar suatu mata uang didasarkan pada permintaan di pasar.

Ia mengatakan, hal itu menanggapi pelemahan nilai tukar yen Jepang yang signifikan dalam beberapa waktu terakhir sehingga menimbulkan kritik dari berbagai negara seperti AS, Eropa, China, dan Korsel.

Ia menambahkan, pergerakan kurs nilai tukar rupiah juga dapat bergerak negatif dengan adanya sentimen perang mata uang (currency war) yang terjadi saat ini.

Di sisi lain, lanjut dia, G20 juga khawatir pertumbuhan ekonominya akan terganggu dengan turunnya yen tersebut sehingga dikhawatirkan dapat membuat daya saing perusahaan negara lain akan berkurang.

(KR-ZMF) 

Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2013