Saya harap bisa karena sudah ada Perpres 70/2012,"
Jakarta (ANTARA News) - Direktur Jenderal Perbendaharaan Negara Kementerian Keuangan, Agus Suprijanto mengharapkan realisasi penyerapan belanja modal pada triwulan I 2013 lebih tinggi dibandingkan triwulan I tahun-tahun sebelumnya.

"Saya harap bisa karena sudah ada Perpres 70/2012," ujarnya di Jakarta, Jumat.

Menurut Agus, masih ada ketakutan dari Kementerian Lembaga untuk mempercepat realisasi belanja mulai awal tahun, karena pemahaman yang lemah terkait implementasi peraturan pengadaan barang dan jasa terbaru.

"Sekarang sudah ada Perpres 70/2012, sehingga pengadaan sampai Rp5 miliar bisa penunjukkan langsung, tapi mereka mau atau tidak mencoba itu," ujarnya.

Untuk itu, Agus memastikan pada Maret, akan memanggil kembali para pejabat terkait penganggaran di masing-masing Kementerian Lembaga, sebagai upaya mencegah penyerapan belanja modal menumpuk di akhir tahun.

"Nanti Maret, saya mau mengumpulkan Kementerian Lembaga untuk membahas itu," katanya.

Kementerian Keuangan mencatat realisasi belanja modal pada akhir Desember 2012 hanya mencapai Rp140,2 triliun atau 79,6 persen dari pagu dalam APBN Perubahan sebesar Rp176,1 triliun.

Salah satu faktor terbesar yang menyebabkan rendahnya penyerapan belanja modal pada akhir tahun adalah ketidaksiapan Kementerian Lembaga dalam menyiapkan dokumen pencairan anggaran.

Pelaksana tugas Kepala Badan Kebijakan Fiskal Bambang Brodjonegoro mengatakan realisasi belanja modal yang rendah ikut memperlambat kinerja pertumbuhan ekonomi nasional, yang pada 2012 mencapai 6,23 persen.

Menurut dia, pertumbuhan ekonomi seharusnya dapat mencapai angka kisaran 6,4 persen-6,5 persen apabila penyerapan belanja modal mendekati 100 persen.

"Ada 20 persen belanja modal yang tidak terserap. Kalau tidak separah ini, pertumbuhan bisa lebih tinggi dari 6,3 persen," ujar Bambang.

Sementara, pemerintah dalam APBN 2013 menganggarkan belanja modal sebesar Rp184,4 triliun.
(S034/B012)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013