Boston (ANTARA News) - Alat masak listrik dan serbuk mesiu menyebabkan setidaknya satu ledakan di Maraton Boston yang menewaskan tiga orang dan melukai 176 orang dalam serangan terburuk ke Amerika Serikat sejak 11 September 2001, demikian sumber-sumber keamanan seperti dikutip Reuters.

Presiden Barack Obama menyebut serangan bom di garis finis lomba maraton itu sebagai "aksi teror" sementara polisi mengatakan sejumlah sudut di pusat kota Boston ditutup selama beberapa hari untuk keperluan investigasi penyebab sejumlah korban kehilangan anggota tubuhnya.

"Begitu anak-anak ini datang...mereka terluka begitu parah," kata David Mooney, direktur program trauma pada Rumah Sakit Anak Boston. "Menarik keluar paku dari seorang gadis cilik sungguh mengerikan."

Setidaknya sepuluh orang diamputasi karena cedera mereka, kata para petugas rumah sakit itu.

Yang termuda meninggal dunia dalam serangan itu masih berusia 8 tahun.  Keluarganya mengidentifikasi dia sebagai Martin Richard dan tinggal di kawasan Dorchester.

Orang-orang meletakkan karangan bunga dan menuliskan kata "damai" di jalanan depan rumah keluarga korban.

Korban tewas nkedua diidentifikasi sebagai Krystle Campbell (29) warga Medford, Massachusetts, sedangkan korban ketiga meninggal belum bisa diidentifikasi.

Dalam investigasi awal dan penggeledahan satu apartemen, pihak berwajib mengatakan seorang mahasiswa Arab Saudi yang terluka akibat ledakan sempat dicurigai sebagai tersangka. Tak ada seorang pun yang ditangkap, kata Komisaris Polisi Boston Ed Davis.

Lalu Selasa-nya di Washington, Menteri Keamanan Dalam Negeri Janet Napolitano mengatakan tidak ada indikasi bahwa ledakan bom itu bagian dari satu komplotan besar.

Alat masak

Setidaknya satu bom, kemungkinan keduanya, dibuat dengan menggunakan alat masak sebagai penutup atau suprastruktur ledakan, bubuk hitam atau mesiu sebagai bahan eksplosif dan bantalan boal sebagai pecahan tambahan, kata pejabat kontraterorisme seperti dikutip Reuters.

Pejabat yang meminta tak disebutkan jati dirinya itu mengatakan cara membuat bom semacam itu bisa didapat dari Internet.

"Setiap bom digunakan untuk menyasar orang-orang tidak berdosa maka itu adalah aksi teror," kata Obama.

"Namun apa yang belum kami ketahui adalah siapa yang melakukan aksi ini atau mengapa, apakah dirancang dan dieksekusi organisasi teroris -luar atau dalam negeri- atau ini aksi perorangan semata."

Mengomentari laporan bahwa tujuh bom ditemukan di sekitar Boston, Gene Marquez, asisten agen khusus pada Bureau of Alcohol, Tobacco, Firearms and Explosives, mengatakan pihak berwenang telah memastikan satu-satunya bom yang ditempatkan dalam serangan itu adalah bom kedua yang meledak pada pukul 3 sore waktu setempat (pukul 1 WIB).

Bom yang tak meledak akan memberi gambaran lebih jelas mengenai material apa yang telah digunakan dan bagaimana bom dibuat, sehingga mempermudah penyidikan.

Siaga dimana-mana

Sementara itu para pejabat keamanan di berbagai kota di AS bersiaga penuh, kendati tak ada laporan cedera.

Di Bandara Internasional Logan Boston, dua penumpang pesawat dan tiga tas ditarik keluar dari sebuah penerbangan United Airlines sebelum pesawat ini tinggal landas Selasa pagi waktu setempat.

Di New York, terminal sentral di Bandara Internasional La Guardia sibuk mengungsikan orang-orang begitu pihak berwenang menemukan bingkisan mencurigakan sekitar pukul 10:30 pagi (Selasa 21.30 WIB tadi).

Sekitar satu mil dari Boylston Street, dekat situs finish maraton Boston, dua gedung tertinggi di Boston dijaga ketat, sedangkan sejumlah jalan masih ditutup selama beberapa hari.

Sementara itu para pakar trauma dari beberapa rumah sakit di Boston berkata kepada pers bahwa sejumlah korban terkena pecahan bom yang mesti dibedah untuk disingkirkan.  Ini termasuk rangkaian paku.

"Mayoritas luka ekstrem rendah," kata Dr. Tracey Dechert, ahli trauma dari Pusat Kesehatan Boston yang merawat 23 orang dan mengamputasi lima diantaranya.

Pemasukan material seperti paku dalam bom itu mengingatkan orang kepada pemboman 1996 di Olimpide Atlanta yang menewaskan dua orang dan melukai 150 orang. Aktivis antiaborsi Eric Rudolph dinyatakan bersalah dalam peristiwa itu dan tengah menjalani hukuman penjara seumur hidup.

Sementara itu para penyelenggara lomba maraton di Inggris dan Spanyol mengatakan bahwa maraton London dan Madrid tetap diadakan Minggu nanti, namun rencana pengamanan untuk lomba ini dikaji kembali.

Sementara para pelari yang mengunjungi Boston untuk mengikuti lomba maraton tahunan yang sudah diadakan sejak 1897 dan menarik setengah juta penonton dan diikuti sekitar 20.000 peserta itu, masih dalam keadaan syok.

Pat Monroe-DuPrey dari Winter Haven, Florida, berlari bersama istrinya, Laura, demi merayakan ulang tahun kesepuluh pernikahan mereka dengan mengikuti maraton ini.

Dia bilang tidak tahu apa yang membuat terjadinya ledakan yang terjadi ketika dia menghentikan berlari karena kelelahan.

"Anda tak bisa berpikir panjang di mil 26. Lalu saya panik," kata Monroe-DuPrey seperti dikutip Reuters.

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013