...menembus pasar Amerika Serikat, Eropa, Jepang, Korea, Timur Tengah, dan Asean
Lebak (ANTARA News) - Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Lebak, Wawan Kuswandi, mengatakan produksi batu fosil hasil kerajinan daerah ini sudah mendunia bersamaan dengan terus meningkatnya permintaan konsumen internasional.

"Kami menerima laporan dari perajin bahwa batu fosil asli Lebak mampu menembus pasar Amerika Serikat, Eropa, Jepang, Korea, Timur Tengah, dan Asean," kata Wawan Kuswandi, di Rangkasbitung, Minggu.

Menurut dia, selama ini permintaan batu fosil untuk pasar mancanegara meningkat karena memiliki nilai seni tersendiri bagi kalangan mereka.

Kelebihan batu fosil Kabupaten Lebak, berasal dari aneka jenis pohon yang usianya berabad-abad tahun hingga menjadi bebatuan.

Bahkan, batu fosil pohon kampar dari Kecamatan Maja, Kabupaten Lebak, dijadikan koleksi di Kantor Kementerian Kehutanan, Jakarta.

Karena itu, kata dia, tidak heran jika batu fosil Lebak telah mendunia.

Mereka para perajin menjual ke luar negeri melalui agen perusahaan eksportir di Jakarta juga ada warga asing langsung membeli dengan mendatangi lokasi kerajinan.

Sebab jika mereka datang ke perajin, tentu merasa puas karena sesuai dengan keinginan mereka.

Selain itu juga ada beberapa kolektor dari negara tertentu, seperti Amerika Serikat, Belanda, Jerman, dan Jepang memesan dengan pengiriman paket.

"Saya kira batu fosil Lebak memiliki keunggulan, selain memiliki seni cukup tinggi juga warnanya sangat alami serta usianya berabad-abad," ujarnya menjelaskan.

Ia mengatakan, pemerintah daerah terus mendorong perajin batu fosil agar berkembang dan bertahan juga dapat meningkatkan produksi karena bisa menyerap tenaga kerja lokal.

Pihaknya juga terus melakukan promosi-promosi untuk memperkenalkan kerajinan batu fosil tersebut.

Selama ini, ujar dia, jumlah perajin batu fosil tercatat 16 unit usaha dan nilai investasi sekitar Rp15 miliar dengan produksi 4.125 ton per tahun.

"Saya kira batu fosil lebih baik dibandingkan dengan negara lain karena usia batu itu mencapai jutaan tahun," katanya.

Ia menyebutkan, mereka perajin batu fosil tersebar di Kecamatan Sajira, Rangkasbitung, Cimarga, Maja, Cipanas dan Curugbitung.

Warga setiap hari menjualnya ke sejumlah perajin dengan kisaran antara Rp5.000 hingga Rp10.000 per kilogram.

Pewarta: Mansyur
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013