Washingtong (ANTARA News) - Korea Utara (Korut) dalam satu atau dua bulan mendatang mungkin akan membuka kembali reaktor untuk memproduksi plutonium, kata Institut Amerika Serikat-Korea di John Hopkins University.

Berdasar analisis citra satelit, lembaga pemikir itu menyatakan bahwa Korea Utara telah membuat "kemajuan signifikan" di situs Yongbyon.

"Reaktor lima-megawatt itu mungkin satu sampai dua bulan dari permulaan tetapi ketersediaan batang bahan bakar segar untuk daya reaktor masih belum jelas," kata blog institut, 38 North, yang dikutip AFP.

Blog institut juga menyebutkan bahwa setelah operasional, fasilitas tersebut akan mampu menghasilkan sekitar enam kilogram plutonium per tahun yang dapat digunakan untuk pembuatan senjata nuklir.

Citra satelit terbaru juga menunjukkan bahwa Korea Utara mungkin telah menyelesaikan sistem pendingin yang sangat penting untuk menjalankan reaktor. 

Korea Utara merobohkan menara pendingin pada tahun 2007 untuk menunjukkan komitmennya pada rencana denuklirisasi yang didukung AS.

Gambar terbaru yang dianalisis oleh para ahli Jeffrey Lewis dan Nick Hansen, menunjukan Korea Utara beberapa bulan lagi mungkin akan memulai operasi satu reaktor air ringan di Yongbyon.

Reaktor air ringan umumnya untuk keperluan energi sipil, tetapi Amerika Serikat (AS), Korea Selatan dan Jepang telah menyuarakan keprihatinan tentang niat Korea Utara.

Pelaporan kemajuan mengenai reaktor muncul setelah meredanya ketegangan dengan Korea Utara, yang pada Februari melakukan uji coba nuklir ketiga dan mengancam melawan AS.

Korea Utara, yang dipimpin oleh pemimpin muda Kim Jong-Un, telah berulang kali mengancam akan meningkatkan kemampuan nuklir sebagai respons terhadap apa yang dianggap sebagai sikap permusuhan AS, yang menempatkan pasukannya di Korea Selatan.

Penerjemah: Askan Krisna

Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2013