Saya akan bermain terus selama masih bisa main
Jakarta (Antara News) - Sebagai seorang atlet, Vita Marissa sudah tidak muda lagi. Namun pada usianya yang telah menginjak 32 tahun, pebulu tangkis senior itu justru semakin menebar ancaman dalam berbagai turnamen internasional sepanjang tahun 2013.

Vita menggaet pemain-pemain muda sebagai pasangan duetnya. Tidak tanggung-tanggung, ia selalu turun di dua nomor dalam setiap laganya.

Ia bermain di nomor ganda putri bersama Variella Aprilsasi Putri Lejarsari, yang masih berusia 23 tahun, dan di ganda campuran bersama Praveen Jordan yang baru berusia 20 tahun.

"Fisik pasti pengaruh, tetapi kuncinya adalah motivasi. Motivasi mengalahkan semuanya," kata Vita kepada Antara.

Vita dan rekan-rekannya tak butuh waktu lama untuk langsung membuat gebrakan. Pada turnamen kedua mereka, Vita bersama Praveen dan Lala (sapaan bagi Variella) sudah mampu menembus babak semifinal di turnamen Malaysia Terbuka Super Series 2013.

Kejutan demi kejutan memang ditampilkan Vita bersama pasangan duetnya yang kerap mampu menaklukkan pasangan-pasangan unggulan. Dua gelar juara bersama Praveen dan satu gelar bersama Lala telah ia raih sejak mereka bergabung pada Januari lalu.

Seolah tak mengenal lelah, Vita mampu melaju ke partai puncak dalam dua nomor seperti yang terjadi pada turnamen Malaysia Terbuka Grand Prix Gold 2013 lalu.

Artinya, ia bermain dua kali dalam sehari. Bahkan, ia pernah bermain sampai empat kali sehari pada turnamen Selandia Baru Grand Prix 2013. Usahanya tidak sia-sia.

Peluh keringat Vita dan rekan-rekannya terbayar dengan pundi-pundi medali. Vita berhasil menyabet gelar juara Malaysia Terbuka Grand Prix Gold 2013 bersama Praveen setelah membungkam pasangan ganda campuran unggulan pertama, Chan Peng Soon-Goh Liu Ying, yang juga merupakan juara bertahan.

Bersama Praveen ia juga telah menggondol gelar juara Selandia Baru Grand Prix 2013 meskipun di nomor ganda putri, ia dan Lala harus terhenti di babak semifinal.

Sementara bersama Lala, Vita juga berhasil meraih gelar juara Australia Terbuka Grand Prix Gold 2013. Vita yang telah mengenyam 18 tahun sebagai atlet bulu tangkis memang tidak menyangka dengan pencapaiannya hingga saat ini. Padahal awalnya saat bergabung dengan Praveen dan Lala, ia sudah mempersiapkan untuk pelan-pelan gantung raket.

Sebelumnya, ia tercatat pernah berpasangan dengan Nova Widianto, Hendra Aprida Gunawan, Muhammad Rijal, Liliyana Natsir, Flandy Limpele, Tri Kusharjanto, Hendra Setiawan, Mona Santoso, Deyana Lomban, dan Nadya Melati. Ia juga mencoba berpasangan dengan pemain asing seperti Tony Gunawan (pemain Indonesia yang kini menjadi pemain untuk Amerika Serikat), Robert Blair (Skotlandia), Saralee Thoungthongkam (Thailand).

Bersama Nova Widianto, ia bahkan pernah menjadi pasangan ganda campuran yang cukup ditakuti. Namun cedera bahu yang dialami pada kejuaraan Malaysia Terbuka 2004 sempat membuat kariernya terganggu meskipun selama cedera ia tetap mampu memetik dua medali emas pada Pekan Olahraga Nasional 2004 di Palembang.

Cederanya yang bertambah parah memaksa Vita harus menjalani operasi bahu dan pemulihan selama enam bulan. Ia mengaku motivasi juga menjadi kuncinya saat itu untuk tetap optimistis menatap kariernya sebagai atlet.

"Sejak operasi bahu sempat tidak bisa apa-apa dan akhirnya sekarang masih bisa eksis. Saya tidak pernah patah semangat karena terus memotivasi diri," ujar Vita yang selalu khas dengan rambut pendeknya itu.

Ia pun bangkit kembali setelah 1,5 tahun mengalami cedera bersama pasangan barunya Flandy Limpele tahun 2006 dan langsung mempersembahkan juara Jepang Terbuka serta tujuh gelar lainnya hingga tahun 2009.

Vita lalu memutuskan hengkang dari Pelatnas pada 2009 dan memilih menjadi pemain independen. Ia memang kerap berganti pasangan tetapi tetap menorehkan prestasi pada berbagai turnamen. Setelah berganti pasangan bersama pemain asing, Vita mulai mempersiapkan dirinya untuk gantung raket. "Saya sering main sirkuit nasional untuk senang-senang saja. Saat itu mikirnya mau pelan-pelan sebagai awalan di ujung karier," tutur atlet kelahiran 4 Januari 1981 itu.

Ia lalu menggaet Lala yang memang sudah dikenalnya sejak lama. Sedangkan dengan Praveen, Vita mendapat rekomendasi bahwa atlet PB Djarum itu merupakan pemain muda yang potensial.

Ia merasa dibuka jalannya dengan lolos hingga babak semifinal pada turnamen Malaysia Terbuka yang menjadi turnamen keduanya dengan Praveen dan Lala.

"Akhirnya saya antara menyangka dan tidak menyangka dengan hasil ini. Tetapi saya maksimalkan saja. Resikonya memang banyak sekali," ujarnya. Karena perbedaan usia yang cukup jauh, sebagai pemain senior ia tidak hanya menjadi rekan duet bagi Praveen dan Lala tetapi juga menempatkan diri sebagai mentor dan sosok teman sekaligus kakak bagi keduanya.

"Saya harus menjadi semuanya. Jadi mentor, kakak, teman. Intinya saya harus menciptakan kedekatan personal sehingga bisa membuat mereka nyaman. Karena kalau mereka takut dengan saya, jadinya tidak nyaman mainnya. Makanya saya selalu anggap mereka teman baik di lapangan maupun di luar lapangan," jelas Vita yang sejak April pindah ke klub PB Djarum.

Tantangan Vita lainnya, lanjut dia, mengatasi kejenuhan dengan rutinitas yang sama setiap hari.

"Selama 18 tahun dengan rutinitas yang sama pasti bosan, tidak mungkin tidak bosan. Tetapi saya terus paksa latihan setiap hari," ujar Vita yang telah menjadi atlet sejak berusia 12 tahun itu.

"Apalagi sejak keluar dari timnas, menjadi tantangan yang lebih untuk rutin latihan, kita bisa kalah kalau malas latihan. Karena jika di Pelatnas kan bangun tidur langsung lihat lapangan belum lagi ada pelatih yang jadi sosok yang kita takuti," tambahnya. Ia mengaku akan terus bermain bulu tangkis selama ia masih mampu.

Vita yang memulai debutnya sebagai atlet di klub Tangkas pada tahun 1993, juga sudah berniat untuk menjadi pelatih selepas kariernya nanti.

"Saya akan bermain terus selama masih bisa main. Tetapi saya juga sudah persiapan, ada masanya kalau saya harus mundur ya mundur," kata putri bungsu pasangan Aris Harsono dan Yulianawati itu.

Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2013