Anda harus membunuh mereka dengan salib sebelum mereka berhasil masuk ke dalam gereja. Itu inti permainannya."
Moscow (ANTARA News) - Sebuah kelompok pemuda ortodoks Rusia, Kamis, meluncurkan video game yang memberi kesempatan para pemainnya untuk "membunuh" anggota grup band punk Pussy Riot yang menggelar aksi protes tak senonoh di sebuah katedral Moscow tahun lalu sehingga membuat marah gereja dan umat.

Dua anggota perempuan grup band Pussy Riot dijatuhi hukuman penjara dua tahun karena hooliganisme yang dimotivasi oleh kebencian terhadap agama atas "aksi unjuk rasa punk" yang mereka lakukan tersebut. Kepala gereja orthodoks Rusia menyebut aksi itu sebagai bagian dari kampanye untuk mengekang kebangkitan pasca - Soviet, lapor Reuters.

"Anda harus membunuh mereka dengan salib sebelum mereka berhasil masuk ke dalam gereja. Itu inti permainannya," kata Boris Yakemenko, yang menyelenggarakan festival pemuda ortodoks Rusia di pusat kota Moskow tempat video game itu ditampilkan.

"Ini menjijikkan," kata Dmitry Litvinov, 22, merujuk pada permainan itu sambil bangkit dari meja tempat video game itu ditampilkan pada televisi layar datar.

Seorang perwakilan hukum grup band Pussy Riot menolak untuk mengomentari kemunculan video game itu. Baik anggota band Pussy Riot maupun pejabat gereja ortodoks Rusia belum memberikan komentar terkait hal itu.

Pemain menggunakan tetikus untuk menggerakkan salib di layar untuk menyasar gambar kartun warna-warni yang merepresentasi anggota perempuan dari grup band Pussy Riot -- yang masing-masing menggunakan balaclava, topi seluruh wajah seperti yang digunakan pemain ski, serupa dengan yang sungguh dipakai oleh anggota band itu saat melakukan aksi protes mereka di katedral Moskow - ketika mereka mencoba memasuki sebuah gereja berwarna putih.

Ketika salah seorang anggota band Pussy Riot yang berwarna cerah tersebut sampai di sana dengan membawa serta sebuah gitar muncul gambar setan kecil menari-nari di layar.

Nadezhda Tolokonnikova, 23 tahun, Maria Alyokhina, 25 tahun, dan Yekaterina Samutsevich, 30 tahun, dijatuhi hukuman dua tahun

penjara pada Agustus lalu karena menerobos masuk ke katedral kritus juru selamat dan melantunkan lagu untuk bunda maria agar menyingkirkan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Samutsevich dibebaskan di pengadilan tingkat banding.

Maria Voskresenskaya, yang menggambar tokoh kartun dalam permainan itu, menilai anggota grup band Pussy Riot telah menempatkan diri mereka terhadap perlakukan seperti itu melalui tindakan mereka tahun lalu.

"Kami memiliki masalah di dalam gereja, kami tidak menyangkal itu, tapi itu tidak membenarkan tindakan-tindakan mereka - mereka membuat kesalahan," kata Voskresenskaya, 24 tahun.

Dia menolak mengatakan siapa yang memiliki ide awal untuk membuat permainan itu, yang menurutnya hanya membutuhkan waktu dua pekan untuk dibuat.


Penerjemah: Gusti Nur Cahya Aryani

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013