Yogyakarta (ANTARA News) - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Linda Amalia Sari Gumelar berharap Aisyiyah dapat berperan dalam upaya perlindungan, pemberdayaan perempuan dan anak dari tindak kekerasan sekaligus mewujudkan kesetaraan gender.

Hal itu dikatakan Menteri Linda dalam sambutan pada Pengajian Milad Aisyiyah ke-50 di Kampus Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesehatan (STIEKES) Aisyiyah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Minggu sore.

Menurut Menteri, sebagai organisasi kemasyarakatan perempuan, Aisyiah mempunyai tanggungjawab mengembangkan dakwah dalam masyarakat sekaligus simbolisasi perempuan muslimah yang ideal.

"Aisyiyah juga harus melakukan tranformasi kader dan budaya serta paradigma untuk memimalisir adanya tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak serta melakukan advokasi dan sosialisasi terkait dengan kebijakan pemerintah," katanya.

Linda mengatakan, bangsa Indonesia akan menjadi bangsa yang kuat dengan turut sertanya gerakan perempuan Aisyiyah melalui pendekatan keluarga dan komunitas mengingat rapuhnya bangsa ini karena berpangkal pada keluarga.

"Dari dalam keluargalah dapat dimulai pendidikan anti kekerasan, dan anti diskriminasi sejak dini guna tercipta masyarakat yang anti kekerasan dan anti diskriminasi baik itu diskriminasi gender, ras maupun agam," katanya.

Menurut Menteri, tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak masih banyak terjadi, padahal tindakan itu bisa berakibat kesengsaraan atau penderitaan pada perempuan secara fisik, psikologis termasuk ancam tertentu.

"Begitu juga tindak kekerasan terhadap anak yang sering terjadi karena adanya ketimpangan relasi kuasa yang seimbang dari laki-laki terhadap perempuan, padahal mereka seharusnya mendapat perlindungan sebagai individu," katanya.

Data dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KKP dan PA) kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak yang dilaporkan dari kabupatan/kota dan provinsi setiap tahunnya sangat tinggi.

Pada tahun 2010 tercatat sebanyak 15.648 kasus meski sempat menurun pada 2011 yang sebanyak 11.861 kasus namun meningkat pada 2012 yang sebanyak 18.718 kasus.

"Peningkatan kasus tersebut bukan semata karena peningkatan jumlah kasus, tetapi lebih meningkatnya pengetahuan dan kesadaran hukum untuk dilindungi hak-haknya sekaligus keberanian mengungkap kasus kekerasan," katanya.

Oleh sebab itu, kata Menteri melalui pengajian Aisyiyah yang bertepatan dengan bulan Ramadhan ini dengan topik "Kebijakan Pemerintah tentang Perlindungan Perempuan dan Anak dari Tindak Kekerasan" ini pihaknya memberikan apresiasi.

"Saya menghargai upaya Pimpinan Pusat (PP) Aisyiyah Yogyakarta dalam upaya meningkatkan strategi perlindungan perempuan dan anak dari tindak kekerasan yang selama ini masih belum sejalan dengan nilai-nilai islami," katanya.

Pewarta: Heri Sidik
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013