...dukungan Amerika Serikat untuk masyarakat Mesir, mengakhiri semua kekerasan, dan transisi kepemimpinan secara inklusif, pemilu pemerintahan sipil secara demokratis."
Washington (ANTARA News) - Pejabat tinggi Amerika Serikat bertolak menuju Kairo pada Minggu untuk berbicara dengan pemimpin pemerintahan sementara Mesir, yang merupakan kunjungan pertama sejak penggulingan Mohamed Moursi.

Wakil Menteri Luar Negeri AS Bill Burns mengunjungi Mesir dari hari Minggu hingga Selasa, kata Kementerian Luar Negeri, dengan menambahkan bahwa Bill akan menggarisbawahi AS mendukung masyarakat Mesir, lapor AFP.

Berita mengenai kunjungan itu disampaikan ketika Perdana Menteri sementera Mesir Hazem al-Beblawi melanjutkan pembicaraan mengenai pembentukan kabinetnya, 11 hari setelah Moursi digulingkan dalam kudeta militer pada 3 Juli di tengah protes besar-besaran terkait pemerintahan.

Pemimpin liberal terkemuka Mohamed ElBaradei yang membantu dalam pembicaraan Beblawi mulai hari sebelumnya dengan kandidat menteri, telah ditunjuk menjadi Wakil Presiden sementara urusan luar negeri pada hari Minggu, kata sumber kepresidenan Mesir.

Dalam sebuah pernyataan singkat, Kementerian Luar Negeri mengatakan Burn akan "bertemu dengan pejabat pemerintah sementara Mesir serta para pemimpin masyarakat sipil dan bisnis.

"Dalam semua pertemuan, dia akan menggarisbawahi dukungan Amerika Serikat untuk masyarakat Mesir, mengakhiri semua kekerasan, dan transisi kepemimpinan secara inklusif, pemilu pemerintahan sipil secara demokratis," katanya.

Pada Jumat, AS pertama kali menyerukan pembebasan Moursi, dan mengutuk gelombang penangkapan secara sewenang-wenang anggota Ikhwanul Muslimin.

Tapi sejak penggulingan Moursi pada 3 Juli, Washington berusaha untuk menentukan apakah presiden hasil pemilu pertama di Mesir itu adalah korban kudeta, yang akan memaksa diberlakukannya hukuman pembekuan bantuan sekitar 1,5 miliar dolar AS untuk kebutuhan vital militer dan ekonomi kepada Mesir.

Pejabat mengatakan minggu lalu bahwa Washington telah mendorong rencana pengiriman empat pesawat F-16 ke Mesir, bantuan yang merupakan pekerjaan sebelum Moursi digulingkan.

Minggu lalu AS menyatakan berhati-hati mengenai jadwal pemilu yang diajukan penguasa sementara untuk menggantikan Moursi.

Washington bersikeras untuk tidak berpihak pada kekacauan politik Mesir, dan itu adalah perannya untuk mengembalikan sekutunya di kawasan itu dengan pemerintahan sipil yang dipilih secara demokratis.

Mesir merupakan salah satu dari dua negara Arab dengan perjanjian perdamaian dengan Israel, dan militernya juga menjaga Terusan Suez.

Presiden Barack Obama pada Selasa menghubungi beberapa tokoh kunci ditingkat regional, seperti emir Qatar baru Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani dan putra mahkota Abu Dhabi Mohammed bin Zayed Al-Nahayan.

Dalam dua pembicaraan itu, Obama mendesak pada para pemimpin menggunakan pengaruhnya di Mesir untuk menekan setiap sisi dalam kebuntuan politik menghindari kekerasan dan mempercepat kembalinya pemerintahan yang demokratis.

Rencana transisi, disiapkan oleh presiden sementara Mesir Adly Mansour, akan mengadakan pemilu parlemen beberapa bulan mendatang, dengan pemilu presiden yang dimungkinkan pada awal tahun depan.

Obama juga berbicara dengan raja Arab Saudi Abdullah pada Jumat yang intinya "AS dan Arab Saudi setuju bahwa kedua negara memiliki kepentingan bersama dalam mendukung stabilitas Mesir," kata Gedung Putih dalam pernyataannya.

Selama 12 bulan pemerintahan Moursi, Washington semakin frustasi dengan kegagalam pemimpin Islam dalam memberlakukan pemerintahan inklusif yang menjadi kehendak masyarakat Mesir pada revolusi 2011 yang mengakhiri tiga dekade kepemimpinan Hosni Mubarak.

Namun AS terjebak dalam dilema yang juga ingin mendukung pemimpin negara yang dipilih secara demokratis.


Penerjemah: Imam Budilaksono

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013