Rachaya, Lebanon (ANTARA News) - Di dalam ruang kelas, lobi masjid, dan tenda gelap tempat penampungan, pengungsi Suriah di Lebanon merayakan Idul Fitri.

Mereka berlinang air mata menyampaikan kesedihan mengenai situasi di tanah air mereka --yang dicabik-cabik pertempuran.

Hamad Nawfali dari permukiman di Damaskus memberitahu Xinhua bahwa satu-satunya kebahagiaan yang mereka rasakan ialah menerima sumbangan sebesar 100 dolar AS yang dikirim oleh Pemerintah Uni Emirat Arab dalam kesempatan Idul Fitri.

"Sumbangan ini adalah satu-satunya tanda kebahagiaan saat Idul Fitri tahun ini. Kami semua memerlukannya," kata Nawfali.

Ia menambahkan, "Satu-satunya harapan yang kami miliki hari ini adalah kebahagiaan ini kembali dan kami dapat merayakan Idul Fitri di negeri kami dalam kedamaian."

Sementara itu, Fadwa Abou Saida, ibu delapan anak dari Provinsi Idlib di Suriah, mengatakan kepada Xinhua bahwa setelah kematian suaminya setahun lalu, selama pertempuran sengit, "Idul Fitri bagi kami dipenuhi duka dan kesedihan".

"Kami nyaris tidak merasakan kehidupan dari hari ke hari dan kami merasa manusia tak bernilai jika jauh dari negerinya," kata perempuan tersebut.

Di Masjid Ar Rufied di Lembah Bekaa di Lebanon Barat, puluhan pengungsi berkumpul.

"Kami nyaris berubah jadi pengemis. Donatur memberi kami makanan kalengan dan pakaian, dan kemudian meminta mengambil gambar bersama kami," kata Abla Al Khraiban, pengunsi lain Suriah dari Idlib, saat mengomentari beratnya kehidupan bagi pengungsi.

"Kami tak membantah bahwa para donatur telah sangat murah hati kepada kami selain organisasi non-pemerintah. Namun kami merasa terhina setiap kali kami menerima bantuan mereka, dan kami khawatir bantuan ini akan berhenti pada suatu hari," kata perempuan tersebut.

Menurut laporan paling akhir PBB, jumlah pengungsi Suriah di Lebanon telah melampaui 665.000. Lebanon telah seringkali menyeru Dewan Keamanan PBB dan donor internasional agar membantunya mengemban beban itu.

Komisaris Tinggi PBB Urusan Pengungsi Antonio Guterres mengatakan di dalam satu laporan pada Juli bahwa pengungsi di Lebanon telah melebihi 25 persen dari penduduk negeri itu sendiri dan menimbulkan beban sangat berat bagi negara dan rakyat Lebanon.

(Uu.C003)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2013