Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perdagangan Gita Wirjawan mengatakan bahwa harga bawang merah sudah turun setelah Lebaran, tapi dinilai masih relatif tinggi akibat berkurangnya pasokan dan kegagalan panen di sejumlah daerah.

"Harga rata-rata bawang merah nasional pada tanggal 23 Agustus 2013 sebesar Rp.59.650/kg atau turun 11,65 persen dibanding harga tanggal 16 Agustus 2013, harga tersebut relatif masih tinggi walaupun sudah menunjukkan penurunan," kata Gita Wirjawan dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin.

Menurut Gita, selain berkurangnya pasokan ke pasar dari daerah sentraproduksi, masih tingginya harga bawang juga akibat gagal panen.

Gagal panen tersebut, lanjutnya, karena curah hujan yang masih tinggi akibat fenomena kemarau basah di sejumlah tempat. "Saat ini terdapat beberapa sentra produksi bawang merah yang mulai panen," kata Menteri Perdagangan.

Ia mengutarakan harapannya agar dengan bertambahnya pasokan bawang merah dari sentra-sentra produksi maka harga bawang merah akan berlanjut turun dan normal kembali.

Mendag menambahkan bahwa kenaikan harga bawang merah menjelang Ramadan dan Lebaran lalu disebabkan oleh kurangnya pasokan sehingga tidak dapat mencukupi permintaan.

Untuk itu, ujar diam solusi jangka pendeknya adalah meningkatkan ketersediaan pasok sehingga memadai.

Ia juga mengemukakan, langkah pemerintah melakukan importasi bawang merah hanya merupakan salah satu langkah yang diambil untuk meningkatkan pasokan. "Namun hal yang terpenting adalah bagaimana cara meningkatkan produksi dan produktivitas bawang merah tersebut agar tidak terjadi kenaikan harga yang tinggi akibat kurangnya pasokan di dalam negeri," katanya.

Berdasarkan pantauan Kemendag di 33 ibukota provinsi, harga bawang merah cenderung menurun berkisar antara 3,6--45,4 persen dengan penurunan tertinggi di Medan dan terendah di Surabaya. Sementara kenaikan harga terjadi di Manokwari, Jayapura dan Gorontalo.

Sebelumnya, Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) meminta agar Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) terus mengusut temuan adanya kartel bawang putih dan berharap agar dapat dikembangkan untuk komoditas lainnya.

"Kami menaruh harapan kepada KPPU karena lembaga ini satu-satunya di Indonesia yang dapat membongkar praktik kecurangan bisnis dan dunia usaha," kata Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Pemberdayaan Daerah dan Bulog Natsir Mansyur, Selasa (13/8).

Pihaknya juga meminta kepada Mendag, Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan dan Kepala Badan Karantina Kementerian Pertanian agar memberikan ruang yang lebih besar kepada KPPU supaya pelaku persekongkolan kartel bawang putih dapat segera terbukti.

Pewarta: Muhammad Razi Rahman
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013