Denpasar (ANTARA News) - Subak yang mengembangkan usaha agrobisnis di Bali mampu meningkatkan pendapatan petani secara signifikan, melalui pengelolaan terpadu dan integrasi tanaman padi dan aneka jenis ternak.

"Keterpaduan itu disertai dengan penguatan modal usaha rumah tangga berupa kredit usaha mandiri (KUM)," kata Dekan Fakultas Pertanian Universitas Dwijendera Denpasar Dr Ir Gede Sedana, MSc MMA, Senin.

Ia sebelumnya melakukan penelitian tentang pengembangan agribisnis pada dua subak di daerah "gudang beras" Kabupaten Tabanan untuk kepentingan menyusun desertasi berjudul "Modal sosial dalam pengembangan agribisnis petani pada sistem subak di Bali" untuk meraih gelar doktor pada Program Studi Ilmu Pertanian, Program Pascasarjana Universitas Udayana.

Pengembangan kegiatan usaha agribisnis di Subak Guama dan Subak Selanbawak, Kabupaten Tabanan mengalami peningkatan signifikan, terutama dari aspek finansial.

"Jumlah modal usaha yang dimiliki koperasi usaha agribisnis terpadu (KUAT) Subak Guama mampu membantu modal dalam mengembangkan usaha ekonomi produktif dalam kawasan subak itu," ujar Gede Sedana.

Pengembangan agribisnis di Subak Guama dilakukan melalui pembentukan koperasi KUAT yang telah berstatus badan hukum. Sementara koperasi di Subak Selanbawak belum memiliki status badan hukum.

Gede Sedana menjelaskan, pembentukan koperasi pada sistem subak memberikan peningkatan nilai ekonomis dan manfaat bagi petani atau mampu meningkatkan kenaikan rata-rata 47,34 persen per tahun.

Manfaat ekonomis yang dirasakan petani anggota subak sekaligus anggota koperasi tercermin dari diterimanya sisa hasil usaha (SHU) yang terus meningkat.

Koperasi KUAT Subak Guama menangani kegiatan usaha penangkaran benih padi, usaha prosesing kompos dan usaha pelayanan jasa alsintan, ujar Gede Sedana.

Pewarta: IK Sutika
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013