Jakarta (ANTARA News) - Mata uang rupiah pada Kamis sore kembali bergerak di area positif atau terapresiasi ke posisi Rp10.855 per dolar AS setelah bank sentral AS (the Fed) menyatakan untuk tetap melanjutkan program stimulus keuangan (quantitative easing/QE).

Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis sore menguat nilainya sebesar 469 poin menjadi Rp10.855 dibanding sebelumnya di posisi Rp11.324 per dolar AS.

"Pernyataan the Fed yang diluar dugaan pasar keuangan itu menjadi sentimen positif bagi mata uang rupiah sehingga pada Kamis ini bergerak stabil cenderung menguat," kata Analis Pasar Uang Bank Mandiri Rully Arya Wisnubroto di Jakarta, Kamis.

Ia mengemukakan bahwa sebelumnya pasar memperkirakan the Fed akan melakukan pengurangan stimulus keuangannya sebesar 10 miliar dolar AS menjadi 75 miliar dolar AS per bulan.

Meski demikian, ia mengharapkan agar Bank Indonesia (BI) tetap menjaga likuiditas pasar valas di dalam negeri agar tidak berfluktuasi secara tajam.

"Jika menguat diharapkan agar tidak terlalu tinggi, dan sebaliknya jika melemah tidak terlalu dalam," ucapnya.

Ia memperkirakan bahwa pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada akhir pekan besok (Jumat, 20/9) berada di kisaran Rp10.500--Rp11.400

Pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara Ruly Nova mengharapkan pemerintah untuk tetap fokus memperbaiki defisit neraca transaksi berjalan sehingga investor terutama asing menilai positif terhadap kondisi Indonesia.

Selain itu, lanjut dia, masih berlangsungnya stimulus keuangan the Fed sebesar 85 miliar dolar AS dinilai positif sehingga menguatkan nilai tukar rupiah.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari Rabu ini, tercatat mata uang rupiah menguat menjadi Rp11.278 dibanding sebelumnya di posisi Rp11.492 per dolar AS.
(KR-ZMF/R010)

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013