Jakarta (ANTARA News) - Kepala Ekonom BNI Ryan Kiryanto mengatakan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) hingga 7,5 persen akan menekan pelemahan dan membuat nilai tukar rupiah kembali menguat.

"Upaya untuk menguatkan kembali rupiah, BI diperkirakan menaikkan BI rate ke arah 7,5 persen," ujarnya dalam pemaparan di Jakarta, Rabu.

Menurut dia, upaya non fundamental lain yang dapat dilakukan agar penguatan rupiah terus terjadi adalah dengan menciptakan sentimen positif ke pasar serta meredam kepanikan dan kekhawatiran.

Selain itu, penguatan rupiah dapat dilakukan dengan mengeluarkan paket kebijakan bidang ekonomi yang komprehensif dan ramah terhadap investor.

Ryan memperkirakan rata-rata perkiraan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hingga akhir tahun berada pada kisaran Rp11.000--11.500 per dolar AS.

Sebelumnya, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada Kamis (12/9) memutuskan untuk menaikkan BI Rate sebesar 25 basis poin dari 7 persen menjadi 7,25 persen.

Kenaikan suku bunga tersebut merupakan penguatan bauran kebijakan yang difokuskan untuk pengendalian inflasi, stabilitas nilai tukar Rupiah, serta untuk memastikan berlangsungnya penyesuaian defisit transaksi berjalan pada tingkat yang berkelanjutan.

Sementara, nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu sore melemah nilainya sebesar 260 poin menjadi Rp11.460 dibanding sebelumnya (24/9) pada posisi Rp11.200 per dolar AS.

"Meski melemah namun pergerakannya cenderung stabil menyusul intervensi Bank Indonesia. Dalam perjalanannya rupiah sempat melemah hingga mencapai Rp11.500 per dolar AS namun menjelang sore cenderung terapresiasi meski belum membawa rupiah menguat," ujar Analis Pasar Uang Bank Mandiri Rully Arya Wisnubroto.

Rully memprediksi pada perdagangan, Kamis (26/9), nilai tukar rupiah cenderung menguat seiring dengan intervensi Bank Indonesia, bergerak di kisaran Rp10.900--Rp11.400 per dolar AS.

Pewarta: Satyagraha
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013