Harare (ANTARA News) - Jumlah gajah yang mati karena diracuni dengan menggunakan sianida di salah satu taman permainan terbesar di Afrika telah naik jadi 90 ekor, kasus perburuan gelap paling buruk yang pernah dihadapi Zimbabwe selama bertahun-tahun, kata seorang pejabat, Selasa.

Manager Hubungan Masyarakat Dinas Pengelola Margasatwa dan Taman Nasional Caroline Washaya-Moyo memberitahu Xinhua satu bulan setelah penemuan pertama gajah yang diracuni, jumlah bangkai gajah di Hwange National Park terus bertambah dan pihak berwenang tak bisa mengatakan bahwa itu sudah berakhir.

"Kami tidak tahu. Kami masih melakukan penyelidikan," katanya.

Dua dari delapan pemburu gelap yang ditangkap dijatuhi hukuman 16 tahun penjara, Rabu lalu (25/9). Pemburu gelap tersebut dikatakan mencampur sianida, yang sangat beracun, di lubang air tempat gajah biasanya minum selama musim kering.

Kasus perburuan gelap itu, yang paling serius di Zimbabwe selama bertahun-tahun, telah membuat terkejut pemerintah dan memicu pembentukan dana guna mengerahkan dana bagi pelestarian margasatwa.

Diperlukan waktu lama untuk mendeteksi tindakan tak berperasaan tersebut, yang diduga telah dimulai pada Mei, sebab taman bermain itu memiliki sedikit petugas karena kekurangan sumber daya, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa malam.

Sejauh ini, tiga delegasi menteri senior telah mengunjungi taman itu untuk menilai situasi yang sejak itu telah berubah menjadi bencana ekologi sementara sejumlah hewan lain yang memakan bangkai hewan dan minum dari tempat air yang diracuni juga telah mati.

Taman seluas 14.650 kilometer persegi tersebut, suaka alam terbesar ketiga di Afrika setelah Serengeti di Tanzania dan Kruger National Parks di Afrika Selatan, memiliki sebanyak 45.000 gajah, sebanyak 40 persen dari populasi gajah di negeri itu.

Akibat kurangnya dana, Hwange dipatroli oleh sebanyak 50 penjaga hutan sedangkan yang diperlukan adalah 500 personel.

Setelah bencana ekologi tersebut, Menteri Pengairan, Lingkungan Hidup dan Iklim Saviour Kasukuwere mengumumkan perang melawan pemburu gelap dan berikara akan menghapuskan aksi kejahatan itu di tempat pelestarian alam di negeri tersebut.

"Perang sudah berlangsung. Kami akan menang dalam perang ini. Kami takkan menyerah," kata menteri itu.

Taman nasional tersebut juga telah memulai proses menghilangkan kontaminasi di sebagian besar daerah yang terpengaruh. Taman itu juga telah menghentiman pemompaan air ke beberapa tempat air buatan di taman tersebut guna mencegah gajah dan satwa lain terpajan ke racun sianida lain.

Zimbabwe telah menghadapi perburuan liar di sebagian besar suaka margasatwanya selama bertahun-tahun, dan gajah serta badak menjadi sasaran utama.
(C003)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013