Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia akan berkoordinasi dengan Filipina untuk membantu negara itu mengatasi bencana Topan Haiyan yang diklaim menelan puluhan ribu korban jiwa.

"BNPB sebagai penjuru, dan telah diinstruksikan (oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono) kepada Kepala BNPB untuk melakukan langkah-langkah yang bisa kita lakukan dalam kapasitas kita sebagai negara sahabat, tetangga, dan dalam komunitas ASEAN," kata Juru Bicara Presiden Julian A Pasha di Jakarta, Minggu.

Menurut Julian, saat ini proses pemberian bantuan kepada Filipina sedang dilakukan di bawah koordinasi BNPB dan Kementerian Luar Negeri.

Pemerintah Indonesia menyadari ini adalah situasi sulit bagi pemerintah dan rakyat Filipina serta akan terus berkoordinasi untuk mengetahui kebutuhan Filipina.

Sementara itu Presiden Yudhoyono melalui akun jejaring sosial Twitternya, @SBYudhoyono, menyampaikan bahwa pemerintah Indonesia tengah berkoordinasi dengan Filipina mengenai bentuk bantuan Indonesia kepada negara itu.

"Sebagaimana negara lain membantu Indonesia ketika mengalami bencana, bantuan kita akan berupa obat-obatan, air bersih, makanan dan lain-lain," tulis Presiden di akunnya.

Salah satu topan terdahsat yang menyapu daratan telah menyebabkan ribuan orang tewas di Provinsi Leyte, Filipina Tengah.

Kota-kota di pesisir provinsi itu porak-poranda dihantam gelombang laut yang tinggi sejak Jumat (8/11).

Kebanyakan korban meninggal terjadi akibat terjangan air laut yang membawa puing-puing dan potongan benda-benda yang terkoyak badai, mirip terjangan tsunami, yang meluluh-lantakkan rumah-rumah dan menenggelamkan orang-orang.

Haiyan masuk dalam topan dengan kategori lima yang menerjang kepulauan Filipina dalam garis lurus dari timur ke barat dengan kecepatan angin sekitar 275 kilometer per jam, kemudian melemah sebelum menerjang wilayah utara Vietnam pada Minggu.

Ibu kota Provinsi Leyte, Tacloban yang berpenduduk sekitar 220.000 jiwa, menanggung beban terburuk dari serangan topan Haiyan yang diperkirakan sebagai topan terkuat yang pernah menyapu daratan.

Pewarta: GNC Aryani
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013