Damaskus (ANTARA News) - Sebanyak 200 gerilyawan menyerahkan diri kepada pasukan militer Suriah pada Ahad (5/1) di satu pinggiran Ibu Kota negeri itu, Damaskus, demikian laporan media resmi setempat.

Gerilyawan itu dari Tentara Suriah Bebas dan Front An-Nusra, yang memiliki hubungan dengan Al Qaida, menyerahkan diri saat prajurit militer memasuki Permukiman Barzeh di bagian utara Damaskus, kata Xinhua. Militer menyita dan melucuti bahan peledak dan senjata gerilyawan.

Media resmi Suriah tidak memberi perincian mengenai peristiwa di Barzeh tersebut tapi mengatakan militer menewaskan sejumlah gerilyawan di seluruh negeri itu.

Tentara Suriah telah memerangi gerilyawan selama hampir tiga tahun. Masyarakat internasional bersiap menggelar Konferensi Perdamaian Jenewa II dalam upaya mencari penyelesaian politik bagi kebuntutan yang berlarut di negara Teluk tersebut.

Gerilyawan Suriah di Kabupaten Barzeh, Damaskus utara, Ahad, dilaporkan menyetujui gencatan senjata lokal dengan Pemerintah Presiden Bashar al-Assad, setelah hampir satu tahun pertempuran dan pemboman, kata banyak pegiat.

Kedua pihak juga menyepakati "penarikan tentara Bashar dari semua wilayah Barzeh, dan pembersihan jalan --mayat yang ditinggalkan-- dalam persiapan untuk pembukaan jalan, kata pernyataan itu.

Pegiat setempat Abu Ammar mengatakan melalui Internet bahwa meskipun klausul yang disepakati belum dilaksanakan, pertempuran gencar telah berkurang jauh dalam tiga hari terakhir.

Gencatan senjata juga memungkinkan penduduk yang menyelamatkan diri dari kabupaten tersebut untuk kembali dalam waktu dua pekan, dan bahwa "layanan umum akan normal lagi".

Sebagian besar Wilayah Barzeh telah hancur akibat pertempuran dan hampir setiap hari pemboman oleh tentara karena tempat itu menjadi daerah perang habis-habisan pada Maret tahun lalu.


Penerjemah: Chaidar Abdullah

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014