Sangat menarik bahwa mekanisme reproduksi yang ada saat ini sudah terbentuk 100 juta tahun lalu...
Jakarta (ANTARA News) - Fosil ambar berusia 100 juta tahun mengabadikan bukti tertua reproduksi seksual pada tumbuhan berbunga-- satu kluster dari 18 bunga-bunga kecil dari Periode Cretaceous--yang satu di antaranya dalam proses menghasilkan benih baru untuk generasi sendiri.

Fosil yang ditemukan di tambang ambar di Lembah Hukawng, Myanmar, itu menjadi penyingkap adegan reproduksi pada tumbuhan dari masa pertengahan Cretaceous yang kini telah punah.

Proses itu identik dengan proses reproduksi yang dilakukan "angiosperma" atau tumbuhan bunga yang ada sekarang, demikian menurut temuan peneliti Oregon State University (OSU) dan Jerman yang dipublikasikan di Journal of the Botanical Institute of Texas.

Bunga-bunga itu dalam kondisi prima, demikian juga dengan tumbuhan dan serangga yang terperangkap dalam bunga amber tersebut. Aliran getah pohon menutupi spesimen dan kemudian proses jangka panjang mengubahnya menjadi fosil.

Kelompok bunga itu termasuk yang paling lengkap yang pernah ditemukan dalam ambar dan muncul ketika tumbuhan bunga masih sedikit.

Dan yang lebih luar biasa, bambar mikroskopis tabung serbuk sari tumbuh dari dua butir serbuk sari dan menembus stigma bunga, bagian dari sistem reproduksi betina.

Ini merupakan tahap pembuahan dan akan memasuki proses pembentukan biji bila reproduksi selesai.

"Pada bunga Cretaceous kami sebelumnya belum pernah melihat satu fosil yang menunjukkan tabung serbuk sari memasuki stigma," kata George Poinar, Jr., seorang profesor emeritus Departemen Biologi Integratif di OSU College of Science, seperti dilansir laman Science Daily.

Menurut dia, serbuk sari dari bunga-bunga itu terlihat lengket dan mungkin dibawa oleh serangga penyerbuk.

Ia menambahkan, hal itu menunjukkan ada keanekaragaman dan kehidupan biologi pada masa ketika kebanyakan tumbuhan terdiri atas konifer, pakis, lumut, dan sikas.

Selama masa Cretaceous, keturunan baru dari mamalia dan burung mulai bermunculan, begitu juga dengan tanaman berbunga. Tapi, dinosaurus masih mendominasi Bumi.

"Evolusi tumbuhan bunga membuat perubahan besar pada keanekaragaman hayati Bumi, khususnya di daerah tropis dan subtropis," kata Poinar di laman resmi Oregon State University.

"Kaitan baru antara tumbuh-tumbuhan bunga kecil ini dan beragam jenis serangga serta binatang lain menyukseskan evolusi dan penyebaran tumbuhan ini ke hampir seluruh dunia sekarang," katanya.

Penerjemah: Natisha Andarningtyas
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014