London (ANTARA News) - Badan Keamanan Nasional AS (NSA) mengumpukan hampir 200 juta sms setiap hari dari seluruh dunia, lapor surat kabar The Guardian dan Channel 4 News Inggris, mengutip dokumen bocor terbaru yang dipublikasikan dari file-file Edward Snowden.

Kedua media Inggris itu melaporkan bahwa NSA menggunakan sms untuk mengekstrak data di lokasi, jejaring kontak, dan detail kartu kredit si pemilik ponsel.

Dinas mata-mata Inggris diberi akses oleh NSA untuk mencari metadata warga Inggris yang sudah terkoleksikan oleh mereka.  Metadata adalah informasi mengenai pesan teks, bukan konten yang sebenarnya.

Dokumen rahasia yang bocor itu menyebutkan program bersandi Dishfire tersebut mengumpulkan apa pun yang diinginkan NSA, lapor Guardian dan Channel 4 News.

Dishfire bekerja dengan mengumpulkan dan menganalisis pesan teks otomatis seperti pemberitahuan "missed call" atau "texts sent" (teks sudah terkirim) untuk menginformasikan pengguna mengenai biaya roaming internasional, lapor kedua media.

Program ini juga mampu menjejak nomor kartu kredit pengguna ponsel dengan menggunakan sms dari bank.

Dokumen ini ditarik dari presentasi internal NSA mengenai program ini pada 2011 dan makalah-makalah fasilitas spionase elektronik GCHQ milik Inggris.

NSA tak mengomentari kabar ini, namun GCHQ menegaskan bahwa pihaknya bekerja di bawah hukum Inggris.

NSA menyatakan pengumpulan sms ini dilakukan berdasarkan ketentuan hukum yang ketat dan sudah terseleksi. "DISHFIRE adalah sistem yang memproses dan menyimpan data SMS yang dikumpulkan secara sah," kata NSA.

"Mengingat beberapa data SMS warga AS mungkin pada suatu waktu secara kebetulan terkumpul dalam misi intelijen luar negeri sah NSA, maka perlindungan privasi untuk warga AS berada dalam seluruh cakupan proses dengan mempertimbangkan penggunaan, penanganan, penyimpanan dan penyebarluasan data SMS dalam DISHFIRE," kata NSA.

Menurut lembaga ini setiap data mengenai warga asing tak berdosa segera dihapus, demikian AFP.

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014