Nairobi (ANTARA News) - Komandan keamanan Kenya pada Selasa memerintahkan peningkatan pertahanan di sekitar bandar udara kota Nairobi, termasuk terhadap kemungkinan serangan peluru kendali di tengah-tengah peningkatan ancaman dari kelompok garis keras.

Badan pertahanan penting negara itu, Dewan Keamanan Nasional (NSC), menuntut perlindungan ekstra di sekitar bandar udara antarbangsa Jomo Kenyatta (JKIA).

Kenya mengalami sejumlah serangan yang dituduh dilakukan kekompok garis keras Islam, termasuk pembantaian September di pusat perbelanjaan Westgate Nairobi yang menewaskan setidaknya 67 orang.

Kelompok gerilyawan Shebab Somalia yang punya hubungan dengan Alqaida mengatakan serangan Wesgate adalah satu peringatan kepada Kenya agar menarik pasukannya dari Somalia selatan, di mana mereka memerangi gerilyawan Shebab sebagai bagian dari pasukan Uni Afrika.

NSC "menyetujui pembangunan satu fasilitas pemeriksaan keamanan yang terpadu" dekat terminal-terminal JKIA, bandara internasional terbesar di Afrika timur, kata juru bicara kepresidenan Manoah Esipisu dalam pernyataan.

"Peningkatan pertahanan itu juga akan melibatkan pasukan keamanan melindungi depot bahan bakar minyak jet dan kamp pangkalan operasi untuk prlindungan terhadap ancamana MANPADS (Man opertated Anti-Aiicraft Devices," tambah Esipisu.

Empat pria Somalia sedang menunggu diadili karena telibat satu serangan yang gagal Januari lalu di satu kafe di bandara itu, yang polisi dan sebelumnya bantah sebagAi ledaKan bola lampu.

Pemeriksaan keamanan di pintu masuk bandara itu ditingkatkan sejak ledakan itu, yang tidak menimbulkan korban cedera.

NSC, yang melakukan pertemuan Selasa, dipimpin presiden dan dihadiri termasuk para komandan angkatan bersenjata, intelijen dan polisi.

"NSC juga memperingatkan akan peningkatan pusat-pusat radikalisasi", termasuh sebuah masjid di Nairobi dan dua kota pelabhan utama Mombassa, di mana para pedukung terlibat bentrokan beberapa kali dengan pasukan keamanan dalam tahun-tahun belakangan ini.

"NSC lebih jauh menyatakan cemas akan dampak radikalisasi pada ekonomi, politik , sosial dan keamanan rakyat Kenya."

Kelompok garis keras dalam negeri Al-Hijra, satu organisasi radikal dulu dikenal sebagai Pusat Pemuda Muslim, beroperasi di pantai Kenya dan punya hubungan dengan Shebab Somalia.
(RN/B002)

Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014