Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia (BI) menilai tingkat inflasi pada Februari 2014 dalam tren menurun yaitu mencapai 0,26 persen (bulan ke bulan) atau 7,75 persen (tahun ke tahun), dibanding Januari 2014 sebesar 1,07 persen atau 8,22 persen.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Tirta Segara dalam siaran persnya di Jakarta, Senin, menyebutkan perkembangan ini dipengaruhi berbagai kebijakan pemerintah pusat dan daerah dalam meminimalkan dampak lanjutan bencana alam sehingga inflasi "volatile food" bulan Februari 2014 tercatat cukup rendah yaitu 0,32 persen (bulan ke bulan) atau 9,85 persen (tahun ke tahun).

Menurut Tirta, angka tersebut turun tajam dibandingkan dengan inflasi bulan Januari 2014 sebesar 2,89 persen atau 11,91 persen.

Tingkat inflasi yang menurun juga dipengaruhi terkendalinya nilai tukar rupiah sehingga dapat meminimalkan dampak kenaikan harga komoditas global terhadap inflasi inti yang pada Februari 2014 tercatat 0,37 persen (bulan ke bulan) atau 4,57 persen (tahun ke tahun), menurun dibandingkan dengan inflasi inti pada Januari 2014.

Selain itu, inflasi kelompok "administered prices" juga rendah yaitu 0,01 persen (bulan ke bulan) atau 17,37 persen (tahun ke tahun), terutama dipengaruhi koreksi harga bahan bakan rumah tangga (LPG 12 kg) yang baru tercatat pada bulan Februari 2014.

BI menilai perkembangan inflasi sampai Februari 2014 masih berada dalam lintasan sasaran inflasi, meskipun akan terus mencermati risiko yang dapat mengganggu pencapaian target yaitu 4,5+1 persen pada 2014 dan 4,0+1 persen pada 2015. (*)

Pewarta: Agus Salim
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014