Jakarta (ANTARA News) - Tak ada satu pun gelaja yang menunjukkan seseorang menderita hipertensi, ujar guru besar Departemen Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof. Dr.dr. Suhardjono, SpPD, KGH, KGer.

"Hipertensi yang kita lihat seperti fenomena gunung es. Banyak orang yang menderita hipertensi tapi tak bergejala, " katanya dalam konferensi pers The 8th Annual Scientific Meeting of Indonesian Society of Hypertension, di Jakarta, Jumat.

Ia mengungkapkan, berdasarkan data riset kesehatan dasar pada tahun 2013, satu dari empat orang atau sekitar 25,8 persen orang di Indonesia menderita hipertensi. Padahal, menurut dr. Suhardjono, sebenarnya hipertensi dapat dicegah jika diketahui pada fase awal.

Salah satunya dengan memeriksakan diri ke dokter secara berkala. Ia mengatakan, bila hipertensi tidak segera ditangani maka akan berakibat fatal pada jantung, ginjal dan otak.

Risiko komplikasi pun akan meningkat dengan adanya faktor resiko penyakit jantung dan pembuluh darah lainnya seperti kadar kolestrol dan kadar gula darah yang tinggi (diabetes).

Kemudian, lanjut ia, beratnya hipertensi tidak hanya berdasar tingginya tekanan darah saja, namun harus dilihat adanya faktor penyerta lainnya seperti lingkar perut yang berhubungan dengan diabetes dan sindrom metabolik.

"Jadi seseorang dengan hipertensi, penyakit diabetes, dan lingkar perut yang besar, tentu akan beresiko lebih tinggi terkena serangan jantung dibanding dengan yang hanya menderita hipertensi saja," katanya.

Hipertensi merupakan suatu keadaan ketika tekanan darah di pembuluh darah meningkat secara kronis. Seorang dikatakan hipertensi bila suatu keadaan di mana tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik lebih dari 140/90 mmHg.

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014