Paris (ANTARA News) - Organisasi kepolisian internasional Interpol pada Minggu (9/3) mengkonfirmasi bahwa setidaknya ada dua paspor yang tercatat di data dokumen perjalanan hilang dan dicuri yang digunakan oleh penumpang pesawat Malaysia Airlines yang hilang.

Kedua paspor tersebut, satu Austria dan satu Italia, ditambahkan ke data Stolen and Lost Travel Documents (SLTD) Interpol setelah dicuri di Thailand masing-masing pada 2012 dan 2013, kata organisasi yang berpusat di Lyon, Prancis, tersebut.

Karena tak ada data pemeriksaan pada kedua paspor curian tersebut oleh negara mana pun di antara waktu data paspor itu masuk ke bank data Interpol dan keberangkatan pesawat Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH370, Interpol menyatakan "tak bisa memastikan berapa kali paspor itu digunakan untuk melakukan penerbangan atau melintas perbatasan".

Interpol mengontak Biro Sentral Nasional negara terkait untuk memastikan identitas penumpang yang menggunakan paspor curian itu untuk naik pesawat Malaysia Airlines yang hilang.

Di tengah spekulasi internasional bahwa pemegang paspor curian itu kemungkinan "teroris", Interpol mengerahkan semua daya untuk membantu otoritas berwenang di Malaysia dan negara terkait guna mengungkap apa yang terjadi, kata Sekretaris Jenderal Interpol Ronald K. Noble seperti dilansir kantor berita Xinhua.

Bank data SLTD Interpol dibuat tahun 2002, setelah serangan 11/9, untuk membantu semua negara mengamankan perbatasan dan melindungi warga mereka dari pelaku teror dan penjahat lain yang berbahaya dan diketahui menggunakan dokumen perjalanan palsu.

Namun tak banyak negara yang secara sistematis melakukan pencarian di database Interpol untuk memastikan apakah seorang penumpang menggunakan dokumen perjalanan palsu atau yang hilang untuk naik pesawat. Akibatnya dunia berspekulasi mengenai apakah paspor curian digunakan oleh pelaku teror untuk naik pesawat MH 370, demikian pernyataan Interpol.

Guna memastikan perjalanan yang aman, saya berharap pemerintah dan perusahaan penerbangan di seluruh dunia belajar dari tragedi hilangnya pesawat MH 370 dan mulai memeriksa semua paspor penumpang sebelum mengizinkan mereka naik pesawat, kata Noble.

Pesawat Boeing 777-200 Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH 370 membawa 12 awak dan 227 penumpang, termasuk 154 warga negara China, ketika kehilangan kontak dengan Menara Pengawas Lalu Lintas Udara Subang, Kuala Lumpur, Malaysia, Sabtu pagi.

(Uu.C003)

Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014