Brussel (ANTARA News) - NATO menangguhkan semua kerja sama praktis dengan Rusia Selasa sebagai protes atas pencaplokan Krimea.

Aliansi pertahanan itu juga memerintahkan para perencana militer untuk merancang langkah-langkah memperkuat pertahanannya dan menjamin negara-negara Eropa timur yang gugup atas situasi yang berkembang di kawasan.

Para menteri luar negeri dari 28 negara anggota aliansi pimpinan Amerika Serikat itu untuk pertama kali bertemu sejak pendudukan wilayah Ukraina, Krimea, oleh Rusia.

Sekretaris Jenderal NATO Anders Fogh Rasmussen mengatakan aksi-aksi Rusia berarti tak ada "bisnis seperti biasa".

"Jadi hari ini (Selasa), kami menangguhkan semua kerja sama praktis dengan Rusia, militer dan sipil," kata dia dalam jumpa pers.

Menteri Luar Negeri Jerman Frank-Walter Steinmeier mengatakan hubungan masa depan NATO dengan Rusia akan bergantung, antara lain, pada apakah Rusia mulai menarik pasukan dari perbatasan Ukraina itu.

Para menteri juga memerintahkan komandan-komandan militer untuk merancang penguatan pertahanan NATO guna menjamin kepercayaan di antara anggota-anggota aliansi itu di Eropa timur termasuk bekas republik-republik Soviet di Baltik, yang akan dibela NATO.

Langkah-langkah tersebut bisa mencakup pengerahan tentara NATO dan peralatan ke sekeutu-sekutu di Eropa timur, mengadakan latihann-latihan lagi, menjamin pasukan reaksi cepat NATO dapat dikerahkan dengan lebih cepat, dan meninjau ulang rencana-rencana militer NATO.

Para perencana NATO akan datang lagi dengan proposal-proposal lebih rinci dalam beberapa pekan, kata seorang pejabat NATO.

Menteri Luar Negeri AS John Kerry mengatakan NATO lebih menyukai jalur diplomatik dan meniadakan unsur-unsur yang membuat kawasan tersebut tak stabil untuk mengatasi krisis.

"Pada saat yang sama, penting bagi setiap orang di dunia untuk memahami bahwa NATO serius atas usaha ini untuk mengubah perbatasan-perbatasan dengan kekuatan," kata dia.

Pengumuman Rusia pada Senin bahwa pihaknya akan menarik satu batalion dari dekat perbatasan Ukraina itu merupakan isyarat kecil tetapi mendapat sambutan baik, katanya dalam jumpa pers.

"Pertanyaan sekarang ialah: Apakah ada jalan untuk membangun kepercayaan atas hal itu supaya dapat menemukan cara menarik kembali pasukan dan benar-benar situasi jangan memanas?" kata dia.

Rasmussen mengatakan sebelumnya bahwa NATO tak melihat tanda Rusia menarik pasukannya dari perbatasan Ukraina.

Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014