Jakarta (ANTARA News) - Southeast Asia Food & Agricultural Science &Technology Center Institut Pertanian Bogor (SEAFAST IPB) menyebut konsumsi minuman berkarbonasi tidak mengganggu kesehatan beberapa saluran pencernaan tubuh.

"Hasil studi yang berasal dari populasi dengan tingkat berkarbonasi tinggi tidak memperlihatkan korelasi antara karbonasi dengan kesehatan saluran pencernaan," kata peneliti pangan dari SEAFAST Center Dr Puspo Edi Giriwono dalam diskusi tentang efek karbonasi minuman bagi kesehatan di Jakarta, Rabu.

Puspo dan tim SEAFAST mencapai kesimpulan itu setelah melakukan studi literatur secara sistemik pada publikasi ilmiah dari seluruh dunia dalam 10 tahun terakhir. Studi dilakukan pada sekitar 20 artikel ilmiah yang sudah diseleksi.

Penelitian dilakukan dengan memasukkan kata kunci ke mesin pencari untuk melacak studi ilmiah tentang efek minuman berkarbonasi terhadap kesehatan di negara-negara dengan tingkat konsumsi minuman berkarbonasi tinggi.

Menurut hasil studi literatur itu, minuman ringan berkarbonasi tidak menunjukkan korelasi terhadap tiga jenis gangguan pencernaan yakni masalah gigi, refluks gastrofagus dan kanker esofagus.

Puspo mengemukakan, faktor karbonasi bukan penyebab tunggal kerusakan gigi dan menurut studi kerusakan enamel gigi lebih disebabkan oleh faktor lain yang menyebabkan keasaman air liur meningkat dengan cepat.

Hasil penelusuran pada beberapa artikel medis, menurut dia, juga menunjukkan bahwa tidak ada keterkaitan antara konsumsi minuman berkarbonasi dengan kanker esofagus (kerongkongan).

"Studi di AS pada 488 orang pasien menyimpulkan tidak ada hubungan konsumsi minuman berkarbonasi dengan kanker kerongkongan," katanya.

Hasil studi, katanya, juga menunjukkan bahwa konsumsi minuman berkarbonasi saja tidak meningkatkan risiko terjadinya refluks gastrofagus, juga pada penderita GERD (Gastroesophageal Reflux Disease).

Menanggapi hasil studi tersebut, ahli gastroenterologi Dr dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KEGH, MMB mengatakan penelitian klinis memang memperlihatkan konsumsi minuman berkarbonasi oleh orang sehat dalam jumlah wajar tidak akan menimbulkan gangguan kesehatan lambung.

"Minuman berkarbonasi mengandung CO2, yang membuat kerja lambung lebih cepat sehingga buang air jadi lancar," katanya.

Namun dia tetap menyarankan pembatasan konsumsi minuman berkarbonasi meski tidak menyebut batasan pastinya.

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014