Jakarta (ANTARA News) - Bursa Efek Indonesia melaporkan bahwa PT Bank Agris merencanakan melepas sekitar 20 persen sahamnya ke publik melalui mekanisme penawaran umum perdana saham (IPO).

Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI), Hoesen di Jakarta, Senin, mengatakan perseroan itu merencanakan untuk menggunakan dana hasil IPO untuk meningkatkan status bank ke dalam kategori Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) 2.

"Ekuitas perseroan masih di BUKU 1 dengan modal sekitar Rp500 miliar. Pihak manajemen menginginkan bank itu masuk ke BUKU II agar bisa memperluas produknya," ujar Hoesen.

Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia, bank yang masuk ke dalam kelompok BUKU 1 bermodal inti kurang dari Rp1 triliun, sementara kelompok BUKU 2 dengan modal inti Rp1--Rp5 triliun.

Disebutkan bahwa BUKU 1 hanya dapat melakukan kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana yang merupakan produk atau aktivitas dasar dalam rupiah, kegiatan pembiayaan perdagangan, kegiatan dengan cakupan terbatas untuk keagenan dan kerja sama. Kemudian kegiatan sistem pembayaran dan electronic banking dengan cakupan terbatas, kegiatan penyertaan modal sementara dalam rangka penyelamatan kredit, dan jasa lainnya, dalam rupiah.

Sementara BUKU II dapat melakukan kegiatan produk atau aktivitas dalam rupiah dan valuta asing dengan cakupan yang lebih luas dari BUKU 1. BUKU 2 dapat melakukan kegiatan "treasury" terbatas mencakup "spot" dan derivatif plain vanilla serta melakukan penyertaan sebesar 15 persen pada lembaga keuangan di dalam negeri.

Hoesen mengungkapkan bahwa sebagai salah satu syarat pengajuan IPO, Bank Agris menggunakan laporan keuangan tahun 2013.

Dalam pelaksanaan IPO itu, PT Bank Agris menunjuk PT Indo Premier Securities sebagai penjamin pelaksana emisi.

Dalam situs resmi Bank Agris disebutkan bahwa struktur pemegang saham per 31 Desember 2013 adalah PT Dian Intan Perkasa sebesar 99,66 persen, dan Benjamin Jiaravanon 0,34 persen.

Sementara itu, tercatat aset PT Bank Agris per September 2013 sebesar Rp2,280 triliun meningkat sekitar 87,81 persen dibandingkan tahun 2012 tercatat senilai Rp1,214 triliun. T007) 14-04-2014 14:02:04

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2014