Banda Aceh (ANTARA News) - Ormas dan organisasi kepemudaan Islam meminta partai politik Islam agar berkoalisasi untuk mengusung calon presiden dan calon wakil presiden yang akan maju ke Pemilihan presiden 9 Juli 2014.

Permintaan ormas Islam yang tergabung Forum Ukhuwah Islamiyah (FUI) itu merupakan salah satu dari tiga butir pernyataan sikap dan diterima di Banda Aceh, Senin.

Kondisi tersebut mempertimbangkan dengan bersatunya partai politik Islam itu maka akan tergabung lebih dari 30 persen suara seluruh partai politik Islam.

Butir kedua pernyataan sikap FUI itu menyebutkan dengan berkoalisinya seluruh partai politik Islam, akan menjadi momentum dalam mempersatukan aspirasi umat muslim di seluruh Indonesia dalam rangka mewujudkan NKRI "bersyariah".

Kemudian, ketiga FUI menilai bahwa jika pimpinan parpol tidak merespon aspirasi ormas dan umat Islam ini, maka kepercayaan kepada parpol Islam akan luntur dan melukai mayoritas masyarakat muslim Indonesia.

FUI juga menyikapi hasil Pemilu Legislatif 9 April 2014 dengan jumlah perolehan suara partai-partai politik Islam berdasarkan hasil "quick count" sementara menempatkan posisinya yang semakin meningkat dari pemilu sebelumnya yaitu 32,9 persen.

Menurut FUI, itu mengindikasikan bahwa partai-partai Islam makin diminati oleh masyarakat Indonesia pada umumnya. Hal tersebut hyfa menggembirakan umat Islam, mengingat selama ini lembaga survey selalu menempatkan partai-partai Islam di posisi terendah.

Bahkan LSI memprediksi akan ada dua partai Islam tidak tembus "Parlementary Treshold". Harapan umat Islam yang dititip kepada partai-partai Islam bukanlah hal yang baru.

Sejarah kemerdekaan Indonesia adalah sejarah panjang perjuangan umat Islam di seluruh Tanah Air. Darah dan air mata yang telah tertumpah tidak disia-siakan oleh para petinggi-petinggi Parpol Islam.

FUI juga meminta kepada para pimpinan partai politik Islam untuk bersatu, menjaga ukhuwah, dan tidak mengutamakan kepentingan pribadi dan kelompoknya saja serta berupaya menemukan kemaslahatan yang lebih besar dan kemudharatan yang lebih kecil dalam ijtihad politiknya.

(A042/A029)

Pewarta: Azhari
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014