Sudah harus ada kepastian ekspor pada 2014
Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah akan segera mengekspor kelebihan produksi gas alam cair (liquified natural gas/LNG) yang tidak terserap di dalam negeri sebanyak 18 kargo.

Pelaksana Tugas Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) J Widjonarko di Jakarta, Senin mengatakan, pihaknya harus segera mencari pembeli kelebihan kargo gas tersebut.

"Sudah harus ada kepastian ekspor pada 2014. Karena, produksi gas tidak bisa dihentikan, bakal merusak reservoir, sementara domestik tidak bisa menyerapnya," ujarnya.

Menurut dia, pihaknya akan segera meminta persetujuan alokasi ekspor LNG ke Menteri ESDM.

Widjonarko berharap mendapat harga ekspor kelebihan kargo LNG tersebut di atas 14 dolar AS per juta British thermal unit (MMBTU).

"Kami akan mencari harga yang optimal di tengah waktu yang sempit ini," katanya.

Kelebihan atau sisa produksi 18 kargo LNG diperoleh setelah pemerintah mengalokasikan 91 kargo untuk memenuhi seluruh kebutuhan konsumen domestik selama 2014-2015.

Sisa kargo berasal dari Kilang Badak, Bontang, Kaltim dikarenakan habis kontrak ekspor dengan pembeli di Jepang dan Korea Selatan pada periode 2013-2015.

Alokasi 91 kargo LNG untuk domestik terbagi atas terminal terapung (floating storage and regasification unit/FSRU) Jabar sebesar 54 kargo yang masing-masing 27 kargo pada 2014 dan 2015.

Pasokan 27 kargo per tahun tersebut berasal dari Kilang Badak sebesar 22 kargo dan Kilang Tangguh, Papua sebanyak lima kargo.

FSRU Jabar dikelola PT Nusantara Regas (NR) yang merupakan perusahaan patungan PT Pertamina (Persero) dan PT PGN (Persero) Tbk.

Konsumen lainnya adalah FSRU Lampung sebanyak 19 kargo yang terdiri atas lima pada 2014 dan 14 untuk 2015. Pasokan LNG berasal dari Tangguh.

Saat ini, FSRU Lampung yang dimiliki PGN masih dalam proses pembangunan dengan target operasi pada semester ke dua 2014.

Selanjutnya, Terminal Arun, Aceh dengan alokasi 16 kargo pada 2015 yang di antaranya memenuhi kebutuhan industri di Medan, Sumut.

Pasokan gas berasal dari Tangguh sebanyak 12 kargo dan Bontang empat kargo.Terminal Arun merupakan pengalihan dari sebelumnya kilang menjadi penerima LNG.

Saat ini, terminal milik Pertamina itu juga masih dalam proses pembangunan dengan target operasi akhir 2014. FSRU terakhir hang mendapat alokasi adalah Banten sebanyak dua kargo pada 2015.

Status FSRU Banten milik PT Energi Dian Kemala adalah belum mulai pembangunan. 

Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014