Jakarta (ANTARA News) - Berkat buah bintaro, Fiona Ayu Larasati, Deananda Ayusaputri dan Yuke Vahira Agatha bisa mengantongi tiket perjalanan ke Shanghai, Tiongkok.

Ketiga siswi SMA Pembangunan Jaya, Tangerang, itu mengumpulkan buah bintaro yang bercecaran di sekitar rumah mereka sebagai bahan eksperimen yang mengantar mereka menjadi juara kompetisi sains nasional "LOreal Girls Science Camp 2014".

"Kami melihat banyak buah bintaro yang tidak digunakan hingga kering di jalan. Sehingga kami berpikir menggunakan buah itu sebagai arang karena setelah kami cari tahu ternyata buah bintaro mengandung banyak selulosa yang sangat baik untuk dijadikan arang," jelas Deananda.

Kandungan zat dalam buah bintaro mampu meningkatkan kadar pH air asin yang sudah mereka suling lewat eksperimen yang berjudul "Alat Sederhana Penyulingan Air Asin" yang sukses memikat tim juri.

"Penelitian mereka memanfaatkan sesuatu yang tadinya tidak berguna menjadi berharga yaitu buah bintaro," kata salah satu juri dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Dr. Irma Shita Alrlyza usai penjurian di Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta, Rabu (14/5).

"Mereka bisa menginovasi buah bintaro dalam alat penyulingan yang diaplikasikan untuk perairan buruk menjadi sumber air yang bisa dikonsumsi oleh manusia. Itu yang paling penting," jelasnya.

Secara sederhana, eksperimen mereka mengadopsi siklus hujan. Mereka menggunakan kompor, panci, selang, botol plastik, dan buah bintaro untuk menguji hipotesis mereka.

Dalam percobaan itu, mereka memanaskan air laut. Uap air hasil pemanasan itu dialirkan ke selang lalu masuk ke botol. Uap air tersebut kemudian mengalami pengembunan menjadi air tawar.

Air hasil pengembunan itu pH-nya masih rendah, antara tiga sampai lima, sehingga belum bisa diminum.

"Agar bisa dikonsumsi maka kami filter air tersebut dengan buah bintaro setelah dikeringkan dan dibakar, yang terkandung karbon aktif yang mengikat asam sehingga bisa menaikkan pH menjadi 6 sampai 7," jelas Fiona.

"Namun, air yang dihasilkan akan berwarna keruh, maka kami beri komponen lain seperti zeolit, pasir-pasir aktif, untuk membuatnya menjadi jernih. Makanya, air tersebut nantinya perlu dimasak sebelum dikonsumsi," tambahnya.


Bisa diterapkan

Tim juri optimistis eksperimen ketiga siswi SMA Pembangunan Jaya tersebut bisa menjadi sumbangan solusi alternatif untuk menyediakan air layak minum.

"Saya kira temuan mereka sangat berguna untuk masyarakat pesisir bukan hanya sebatas sebuah penelitian," kata Irma yang juga dikenal sebagai peneliti ikan pari.

Fiona juga mengatakan bahwa dia bersama kawan-kawannya mempersembahkan temuan mereka untuk masyarakat pesisir yang kesulitan mendapatkan air bersih.

"Kami melihat masalah bagi masyarakat pesisir yang sering susah mendapat air bersih karena terkontaminasi air laut. Setelah dapat ide penyulingan air, kami mencari ide yang inovatif dan original dengan menggunakan buah bintaro untuk menaikkan pH," jelasnya.

Mereka berharap hasil penelitian itu selanjutnya masyarakat pesisir bisa memanfaatkan temuan mereka.

"Semoga alat ini bisa didanai oleh siapapun supaya masyarakat pesisir bisa tahu bahwa alat ini berguna bagi mereka. Kalau tidak ada buah bintaro, mereka bisa pakai arang dari buah bakau atau sabut kelapa," kata Fiona.


Bibit peneliti

Tim SMA Pembangunan Jaya mengalahkan 14 tim lainnya dari berbagai sekolah menengah atas di Indonesia yang mengikuti LOreal Girls Science Camp (LGSC), kompetisi sains nasional tahunan yang diselenggarakan oleh LOreal, Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia dan LIPI.

Kompetisi itu diharapkan bisa menarik minat generasi muda untuk mengenal dan mendalami sains.

"Kita harus mengubah pikiran kita bahwa sains bukan hal yang menakutkan tapi menyenangkan. Dengan sains kita bisa menyelesaikan berbagai masalah di dunia ini," ujar pemenang LGSC 2007 Karina Haryani yang kini sudah bekerja di sebuah perusahaan di Balikpapan, Kalimantan Timur.

"Kami berharap kompetisi yang akan terus digelar setiap tahun ini dapat menghasilkan generasi muda cemerlang lain seperti Karina," ujar Kepala Divisi Komunikasi LOreal Indonesia Melanie Masriel.

Peneliti LIPI Irma menambahkan sebagian peserta menunjukkan ide bagus dan aplikatif dari penemuan mereka.

"Ada yang memang masih teoritis tapi penemuan tiga perempat dari 15 tim itu sudah bagus, aplikatif, dan berguna untuk orang banyak. Generasi muda semakin inovatif dan acara ini bagus sebagai peluang untuk menemukan peneliti baru terutama perempuan," jelas Irma.

"Pembangunan di suatu negara basisnya adalah sains. Negara bisa maju karena sainsnya berkembang," tambahnya.

Oleh Monalisa
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014