Manado (ANTARA News) - Pertamina menjamin stok Bahan Bakar Minyak (BBM) di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) cukup untuk penuhi kebutuhan masyarakat.

"Ketahanan stok BBM tetap normal 10 hari, dan ini mampu penuhi kebutuhan, karena itu masyarakat supaya tidak melakukan pembelian berlebih," kata Sales Eksekutif BBM Retail Pertamina Manado Arief Rachman di Manado, Selasa.

Arief mengatakan kebutuhan BBM di Sulut rata-rata setiap hari sebanyak 1.000 metrik ton dan stok yang ada sangat cukup memenuhi kebutuhan masyarakat.

"Pertamina berupaya semaksimal mungkin menjaga stabilitas masyarakat terkait dengan pemenuhan BBM. Bisa dipastikan stok di Sulut normal," jelas Arief.

Karena itu, kata Arief, masyarakat jangan khawatir karena stok BBM sangat aman untuk memenuhi kebutuhan masyarakat baik premium, solar maupun pertamax.

Pihaknya berharap pemerintah akan mendukung Pertamina dalam menjaga kestabilan BBM di lapangan. Harus dijaga juga jangan ada yang spekulasi beli BBM di Manado dan dijual ke daerah lain seperti Minsel dan Bolmong.

"Pemerintah bisa support pertamina untuk bantu menenangkan masyarakat, kasih informasinya yang tepat agar tidak terjadi panic buying sehingga menyebabkan antrian yang panjang," jelasnya.

Antrean di beberapa SPBU yang ada di Kota Manado dan sekitarnya diperkirakan karena banyak orang dari Minsel dan Bolmong yang membeli BBM di Kota Manado.

Kurangnya pasokan BBM ke Minsel dan Bolmong akibat kapasitas jembatan di Matani Tumpaan yang tidak memadai sehingga menghambat distribusi bahan bakar minyak (BBM) di beberapa kabupaten/kota di daerah tersebut.

"Saat ini, jembatan di Matani Minsel dibongkar untuk perbaikan sehingga mobil tangki BBM tidak bisa lewat," kata Arief.

Ada jembatan darurat yang disiapkan namun kapasitas hanya 8 ton, sehingga mobil tangki tidak bisa melewatinya.

"Pertamina telah menyurat ke Balai Pemeliharaan Jalan Nasional (BPJN) dan laporan ke Gubernur Sulut, solusi yang paling cepat kapasitas jembatan darurat harus di tambah supaya bisa di lewati mobil dengan kapasitas 20-30 ton," jelas Arief.

(K005/G004)

Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014