Awasi (nginteli) bukan watak kami, bahkan tidak ada satu detik pun pengalaman Pak Jokowi dan Pak JK untuk hadir dengan gaya otoriter, dan gaya orde baru,"
Jakarta (ANTARA News) - Juru bicara tim pemenangan pasangan capres dan cawapres Joko Widodo-Jusuf Kalla, Abdul Kadir Karding menegaskan pihaknya tidak pernah memiliki niat sekecil apapun untuk menempatkan intel untuk melakukan pengawasan di tempat ibadah karena bukan watak dan bukan mental dari pasangan Jokowi-JK.

"Awasi (nginteli) bukan watak kami, bahkan tidak ada satu detik pun pengalaman Pak Jokowi dan Pak JK untuk hadir dengan gaya otoriter, dan gaya orde baru," kata Karding dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Minggu.

Menurut dia, pasangan Jokowi-JK juga tidak ada bakat sama sekali untuk menggunakan tempat ibadah sebagai tujuan politik. Karena itulah tim dari pasangan Prabowo-Hatta diminta tenang.

"Pak Jokowi-JK selalu menaruh hormat pada kesucian tempat ibadah. Bahkan beliau berdua percaya, siapa yang mengobarkan kebencian di tempat suci, tidak akan mendapat dukungan dari rakyat," ujarnya.

Politis PKB ini juga meminta KPU, Bawaslu dan aparat untuk proaktif guna mencegah penggunaan tempat ibadah sebagai tempat kampanye hitam.

Selain itu, lanjut Karding menempatkan masjid sebagai tempat yang suci, terhormat, dan sumber energi kebaikan untuk kemslahatan umat.

"Jokowi-JK tak pernah berpikir untuk menjadikan masjid sebagai tempat kampanye. Mereka yang menggunakan tempat ibadah sebagai tempat penyiaran berita yang tidak berdasarkan fakta, bahkan cenderung fitnah, justru telah menodai tempat suci itu," tegasnya.

Meski, Jusuf Kalla sebagai Ketua Dewan Masjid Indonesia, namun sikap kenegarawanannya justru melarang masjid dijadikan ajang penggalangan dukungan.

"Marilah kita bersama-sama jaga, tempat ibadah dengan seluruh penghormatan kita sebagai tempat suci dan untuk tidak disalahgunakan," tuturnya.

Pemilu Presiden, 9 Juli 2014 diikuti dua pasangan capres dan cawapres, yaitu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla.

(S037/R010)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014