Dalam 4 bulan ini tercapai 15 juta kiloliter. Jadi, kalau 15 dikalikan 3 terus ditambah 1 juta untuk mengantisipasi peningkatan konsumsi saat Lebaran dan Natal, maka kami optimis bisa 46 juta kiloliter
Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah optimis kuota bahan bakar minyak bersubsidi sesuai target RAPBN Perubahan 2014 sebesar 46 juta kiloliter.

Wakil Menteri ESDM Susilo Siswoutomo, di Jakarta, Jumat, mengatakan realisasi konsumsi BBM subsidi periode 1 Januari--30 April 2014 mencapai 15 juta kiloliter.

"Dalam 4 bulan ini tercapai 15 juta kiloliter. Jadi, kalau 15 dikalikan 3 terus ditambah 1 juta untuk mengantisipasi peningkatan konsumsi saat Lebaran dan Natal, maka kami optimis bisa 46 juta kiloliter," katanya.

Menurut dia, upaya mencapai target 46 juta kiloliter adalah melanjutkan program pengendalian pemakaian BBM bersubsidi yang sudah berjalan.

Antara lain implementasi Peraturan Menteri ESDM Nomor 1 Tahun 2013 tentang Pengendalian Penggunaan BBM yang mencakup pelarangan penggunaan BBM subsidi untuk kendaraan dinas, pertambangan, perkebunan, dan transportasi laut nonpelayaran rakyat dan nonperintis.

Selanjutnya, peningkatan pengawasan BPH Migas, konversi BBM ke gas, dan pengurangan nozzle BBM subsidi.

"Secara bertahap, kami akan kurangi nozzle BBM subsidi seperti di jalan tol dan kota besar, sehingga mengurangi pemakaiannya," kata Susilo.

Berdasarkan dokumen Kementerian ESDM, implementasi Permen ESDM 1/2013 ditargetkan menghemat BBM subsidi sebanyak 460 ribu kiloliter atau setara Rp1,37 triliun.

Volume BBM 460 ribu kiloliter itu terdiri atas 150 ribu premium dan 310 ribu solar bersubsidi.

Programnya antara lain penandaan bagi kendaraan dinas berplat hitam, pertambangan, perkebunan, dan kehutanan serta kerja sama dengan pemda dan kepolisian untuk pengawasannya.

Tingkat keberhasilan implementasi permen yang direncanakan mulai Juli 2014 sebesar 50 persen.

Kemudian, peningkatan pengawasan BPH Migas direncanakan menghemat 500 ribu kiloliter solar dengan nilai Rp1,49 triliun.

Langkah peningkatan pengawasannya antara lain penggunaan kupon pembelian solar bersubsidi di daerah tertutup seperti Batam mulai Maret 2014 dan Bangka Belitung serta Tarakan per Agustus 2014.

Sedang, program konversi BBG ditargetkan menghemat BBM subsidi 90 ribu premium setara Rp270 miliar dan pengurangan nozzle diperkirakan menghemat BBM subsidi 950 ribu setara Rp2,83 triliun.

Pengurangan nozzle akan dilakukan mulai Agustus 2014 di 59 kota/kabupaten yang sudah tersedia BBM nonsubsidi dengan tingkat keberhasilan 50 persen.

Dengan demikian, total penghematan BBM subsidi direncanakan sebanyak dua juta kiloliter yang terdiri atas premium 0,91 juta dan solar 1,09 juta dengan nilai Rp5,95 triliun.

Realisasi konsumsi BBM subsidi sampai April 2014 mencapai 15 juta kiloliter yang terdiri atas premium 9,52 juta, minyak tanah 0,33 juta, dan solar 5,15 juta.

Kuota BBM subsidi dalam RAPBN Perubahan 2014 direncanakan 46 juta kiloliter yang terdiri dari premium 29,43 juta, minyak tanah 900 ribu, dan solar 15,67 juta.

Sementara, asumsi APBN 2014 ditargetkan 48 juta kiloliter yang terdiri dari premium 32,46 juta, minyak tanah 900 ribu, dan solar 14,64 juta.

Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014