Jakarta (ANTARA News) - Salah satu organisasi pendukung Calon Presiden (Capres) Prabowo Subianto, Reclaim, menyayangkan pernyataan mantan Menteri Pertahanan dan Keamanan (Menhamkan)/Panglima ABRI Jenderal TNI (Purn) Wiranto terkait kebocoran surat Dewan Kehormatan Perwira (DKP).

"Status Wiranto sebagai tim sukses Joko Widodo - Jusuf Kalla terlihat apa yang disampaikan untuk mendukung jagoannya," kata Sekretaris Jenderal Reclaim Indonesia Akhmad Suhaimi melalui keterangan tertulis di Jakarta Kamis.

Suhaimi menganggap pernyataan Wiranto lebih bersifat politis dan tidak mengungkap kebenaran.

Suhaimi menduga kasus penyebaran surat keputusan DKP merupakan "permainan" dari lawan politik Prabowo menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014.

"Jadi jelas isu yang memainkan surat DKP merupakan kelompok yang kontra Prabowo untuk kepentingan politis," ujarnya.

Suhaimi menambahkan pernyataan Wiranto terkesan "tendensius" yang kehilangan fakta kebenaran.

Wiranto menanggapi peredaran surat putusan DKP terkait pemberhentian Prabowo sebagai perwira ABRI.

Wiranto menyatakan masyarakat tidak perlu terjebak perdebatan soal kebocoran surat DKP, namun lebih baik membuktikan substansi dari isi putusan itu.

Purnawirawan jenderal TNI bintang empat itu menyebutkan mudah untuk membuktikan keaslian surat itu karena enam orang yang menandatangani surat itu masih hidup.

Keenam orang itu yakni mantan Ketua DKP Subagyo HS, mantan Wakil Ketua DKP Fachrul Razi, Sekretaris Djamari Chaniago, serta tiga anggota DKP Susilo Bambang Yudhoyono, Agum Gumelar dan Yusuf Kartanegara.

"Mereka masih ada bisa ditanyakan tidak mungkin semua lupa pasti ingat substansi surat DKP benar atau salah," ungkap Wiranto.

Sebelumnya, beredar surat keputusan DKP yang berisi rekomendasi pemberhentian Prabowo dari ABRI.

Salah satu penanda tangan surat tersebut, mantan Wakil Panglima ABRI Letnan Jenderal (Purn) Fachrul Razi, membenarkan substansi surat yang beredar.

(T014/R010)

Pewarta: Taufik Ridwan
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014