Sanaa (ANTARA News) - Bentrokan-bentrokan antara pasukan Yaman dan gerilyawan Syiah Huthi di utara kota Amran merenggut nyawa 13 warga sipil, yang tewas ketika rumah mereka runtuh, kata para petugas medis Rabu.

Mayat dari 13 orang, di antaranya lima anak dan dua perempuan, dibawa ke rumah sakit umum kota, kata petugas medis, dan menambahkan bahwa mereka meninggal setelah "rumah mereka roboh dalam bentrokan semalam."

Pertempuran meletus ketika pemberontak menyerang pasukan pemerintah dekat Universitas Amran, di distrik barat kota, kata seorang kepala suku, dan menambahkan bahwa "puluhan rumah dan toko-toko" hancur.

Kelompok Huthi - juga dikenal sebagai Ansarullah - telah bergerak maju dari benteng mereka di pegunungan utara menuju ibu kota dalam upaya diduga memperluas lingkup pengaruh mereka saat Yaman melakukan reorganisasi menjadi enam wilayah.

Sebuah babak baru bentrokan dengan pemberontak meletus di Yaman utara pekan lalu, mengakhiri 11 hari gencatan senjata yang disepakati setelah mediasi didukung utusan PBB Jamal Benomar.

Pertempuran antara tentara dan pemberontak mendekati Sanaa pada Jumat, dengan bentrokan mencapai kota Bani Matar, hanya 15 kilometer (sembilan mil) barat laut dari ibu kota, kata sumber-sumber suku dan keamanan.

Huthi telah memerangi pemerintah pusat selama bertahun-tahun dari Saada kubu mereka, mengeluhkan marjinalisasi di bawah mantan presiden Ali Abdullah Saleh, yang mengundurkan diri pada tahun 2012 setelah pemberontakan selama setahun.

Para gerilyawan mengatakan rencana federalisasi disepakati pada Februari menyusul pembicaraan nasional sebagai bagian dari transisi politik Yaman, yang akan membagi menjadi daerah kaya dan miskin.

Mereka menyita daerah Provinsi Amran dalam pertempuran dengan suku-suku pada Februari yang menewaskan lebih dari 150 orang.

Selain gerilyawan Syiah, pemerintah juga menghadapi gerakan separatis selatan dan pemberontakan Al-Qaida, demikian AFP.

(Uu.H-AK)

Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014