Brussels (ANTARA News) - Pejabat tinggi Uni Eropa, Senin, memohon agar 28 negara Uni Eropa meningkatkan upaya mereka untuk memukimkan kembali para pengungsi Suriah, seraya mengatakan bahwa Eropa harus menawarkan alternatif sah untuk para imigran yang telah mempertaruhkan nyawa mereka guna mencapai benua itu melalui lautan.

Komisioner Dalam Negeri Uni Eropa Cecilia Malmstrom mengatakan negara-negara tetangga Suriah telah menjadi tuan rumah tiga juta pengungsi yang melarikan diri dari perang sipil yang melanda negaranya selama tiga tahun terakhir namun kurang dari 100 ribu orang yang diterima di Eropa, lapor Reuters.

"Itu tidak banyak. Saat ini sekitar setengah dari negara (UE) telah mengatakan bahwa mereka akan melibatkan diri dalam memukimkan kembali pengungsi Suriah. Saya pikir ke-28 (anggota Uni Eropa) memang harus," katanya.

Jika semua negara Uni Eropa menerima kembali pengungsi sebanyak dua negara di Uni Eropa yang menerima paling banyak pengungsi Suriah, yaitu Swedia dan Jerman, "kita dapat membantu memukimkan sedikitnya 150 ribu pengungsi," katanya.

Malmstrom berbicara dalam sebuah konferensi pers untuk meluncurkan laporan tahunan dari sebuah badan Uni Eropa, Kantor Pendukung Suaka Eropa (EASO), yang mengatakan bahwa jumlah orang yang mengajukan suaka di Uni Eropa naik 30 persen menjadi 435.760 pada tahun 2013, angka tertinggi sejak Uni Eropa mulai mengumpulkan data tersebut pada tahun 2008.

Dalam lima bulan pertama tahun ini, ada 19 persen lebih kenaikan jumlah pelamar suaka dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, kata EASO.

Pelamar Suaka dari Suriah meningkat dua kali lipat tahun lalu hingga mencapai 50.495 orang sementara itu pelamar suaka tertinggi kedua berasal dari Rusia, dengan lebih dari 41 ribu pelamar.

Kebanyakan dari pelamar suaka asal Rusia berasal dari Republik Kaukasus utara, tempat laporan EASO mengatakan bahwa situasi hak asasi manusia terus menjadi sangat mengkhawatirkan.

Ribuan pungungsi yang putus asa dari Timur Tengah dan Afrika, termasuk banyak dari Suriah, menyeberangi Laut Mediterania yang penuh bahaya setiap tahunnya untuk mencapai Eropa, terutama melalui Italia, yang telah mendesak para mitra Eropanya untuk berbuat lebih banyak guna membantu mereka mengatasinya.

Badan Pengungsi PBB, UNHCR, mengatakan sekitar 500 imigran telah tewas sepanjang tahun ini di Laut Mediterania.

"Orang-orang menggunakan kapal reyot untuk melakukan perjalanan yang sangat berbahaya karena hanya ada sangat sedikit jalan yang legal untuk mencapai Eropa. Salah satu cara ... datang ke Eropa dengan cara yang aman adalah melalui peningkatan pemukiman kembali. Kita harus meningkatkan ini," kata Malmstrom.

EASO juga mengatakan ada peningkatan yang signifikan dalam jumlah warga Ukraina yang mengajukan suaka di Eropa Barat sejak bulan Maret, ketika Rusia menduduki dan kemudian merampas wilayah Krimea Ukraina.

Dalam 20 tahun terakhir, jumlah aplikasi rata-rata adalah sekitar 100 per bulan, tetapi antara bulan Maret dan Mei, lebih dari 2.000 aplikasi telah dibuat, menurut badan itu.

Namun sebagian besar, orang-orang ini tidak melakukan perjalanan dari Ukraina untuk mengajukan suaka, tetapi telah bekerja di Uni Eropa, menurut Direktur Eksekutif badan itu, Robert Visser.


Penerjemah: Gusti Nur Cahya Aryani

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014