Ini pembantaian. Pembunuhan seluruh keluarga adalah pembantaian oleh Israel terhadap rakyat Palestina."
Ramallah, Palestina (ANTARA News) - Presiden Palestina Mahmud Abbas pada Rabu menuduh Israel melakukan pembantaian di Gaza dalam gempuran tentaranya, yang sudah menewaskan 43 warga Palestina.

"Ini pembantaian. Pembunuhan seluruh keluarga adalah pembantaian oleh Israel terhadap rakyat Palestina," katanya dalam sidang darurat kepemimpinan Palestina di kota Ramallah, Tepi Barat.

"Yang terjadi sekarang adalah perang terhadap rakyat Palestina secara keseluruhan dan tidak terhadap pejuang. Kita tahu Israel tidak membela diri, tapi membela permukiman, proyek utamanya," kata Abbas.

"Kita bergerak dalam beberapa cara untuk menghentikan gempuran Israel dan menumpahkan darah Palestina, termasuk berbicara dengan Presiden Mesir (Abdel Fattah) Sisi dan Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon," katanya.

Mesir pada Rabu mendesak Israel dan Hamas di Gaza menghentikan peningkatan ketegangan mereka, tetapi mengecilkan harapan gencatan senjata dengan ditengahi Kairo.

"Tidak ada penengahan, dalam arti umum," kata juru bicara kementerian luar negeri Mesir Badr Abdelatty.

"Upaya diplomatik Mesir bertujuan menghentikan segera gempuran Israel dan mengakhiri semua baku-kekerasan. Hubungan belum mencapai hasil," katanya.

Rabu adalah hari kedua Operasi Pelindung Ujung Israel.

Pesawat tempur Israel sejauh ini menghantam 550 sasaran di Gaza dan pejuang Hamas memukul balik dengan 165 roket, beberapa di antaranya menghantam Yerusalem dan Tel Aviv serta mencapai Hadera, 116 kilometer di bagian utara kantung pesisir itu.

Korban jiwa Palestina bukan hanya pejuang, tapi juga wanita dan anak-anak. Lebih dari 370 orang luka.

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada Rabu bersumpah menggencarkan gempuran Israel terhadap pejuang Palestina di Gaza, dan negara Yahudi itu sejauh ini sudah menghilangkan 43 nyawa warga Palestina.

"Kami memutuskan lebih menggencarkan serangan terhadap Hamas di Gaza," kata kantornya mengutip keterangannya sesudah berembuk dengan kepala pertahanan di Israel selatan.

"Tentara siap untuk kemungkinan apa pun," tambahnya.

"Hamas akan membayar harga mahal untuk penembakan roket ke warga Israel. Keamanan warga Israel adalah yang pertama dan terutama," katanya.


Penerjemah: Boyke Soekapdjo

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014