Brasilia (ANTARA News) - Presiden Brasil Dilma Rousseff mengatakan Piala Dunia 2014 sukses meskipun ia mengakui tim tuan rumah membutuhkan reformasi setelah tersingkir memalukan pada perebutan tempat final.

"Kami bisa menggelar Piala Dunia ini meskipun mereka mengatakan akan terjadi kekacauan," Rousseff mengatakan kepada wartawan asing di kediaman presiden Jumat malam waktu setempat.

"Mereka mengatakan ini akan mengerikan," kata Rousseff dikutip AFP.

Perjalanan menuju turnamen ini ditandai dengan keterlambatan-keterlambatan pembangunan stadion sementara banyak proyek-proyek infrastruktur ditolak.

Tahun lalu, penyelenggaraan Piala Konfederasi dibayangi oleh protes-protes masif kadang-kadang kekerasan atas rekor pengeluaran 11 miliar dolar untuk Piala Dunia, dengan rakyat Brasil menuntut perbaikan sekolah, rumah sakit-rumah sakit, dan transportasi publik.

Tapi Piala Dunia, yang akan berakhir Minggu (Senin pagi WIB) dengan final Argentina-Jerman, digelar tanpa insiden-insiden besar atau gangguan sementara protes hanya diikuti sekerumunan kecil.

"Itu akan menjadi serius bagi pemerintah kami jika kami tidak bisa mengendalikan medan," kata Rousseff yang ingin berpilih kembali pada Oktober.

Rousseff menyesalkan kekalahan bersejarah 1-7 dari Jerman dalam semifinal Selasa, yang menenggelamkan mimpi Brasil memenangkan rekor-panjang gelar keenam di depan pendukung tuan rumah.

Dia mengatakan Brasil bisa "menerima kekalahan ini dan bergerak maju."

Rousseff menyerukan "pembaruan" olahraga, seperti yang dilakukan Jerman setelah gagal lolos dari penyisihan grup Piala Eropa 2000.

Pemimpin sayap kiri itu mengatakan Brasil harus mencoba untuk mempertahankan lebih banyak bintang-bintangnya yang diekspor ke Eropa dan liga-liga asing lainnya.

"Kami yang keenam dari tujuh ekonomi di dunia, dan kami tidak bisa punya atlet-atlet tingkat-tinggi di sini?" tanyanya.

Rousseff yang dikecam sekerumunan pemrotes selama laga pembuka 12 Juni, mengatakan ia mempersembahkan trofi Piala Dunia pada pemenang Minggu di Stadion Maracana Rio de Janeiro.

Rousseff, yang unggul kuat dalam opini jajak pendapat menjelang pemilihan umum, mengatakan Piala Dunia ini tidak akan berdampak pada bagaimana rakyat memilih.

"Ini sebuah tradisi di Brasil. Sepakbola tidak bercampur dengan politik," kata seperti dikutip AFP.

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014