Monrovia (ANTARA News) - Pemerintah Liberia pada Selasa mengatakan jumlah korban yang diduga meninggal akibat virus Ebola hingga Senin (14/7) telah naik jadi 94 orang.

Asisten Menteri Kesehatan Liberia Urusan Pencegahan Tolbert Nyenswah memberitahu wartawan di Monrovia, Ibu Kota Liberia, seluruh kasus penyakit tersebut kini berjumlah 163, lapor Xinhua.

Ia mengatakan di antara kasus itu, 104 berasal dari Kabupaten Lofa di Liberita Utara, tempat kasus pertama kali memasuki negeri tersebut dari negara tetangga, Guinea, 55 dari Kabupaten Montserrado, tiga dari Kabupaten Margibi dan satu dari Kabupaten Bomi.

Menurut Nyenswah, korban meninggal penyakit itu yang dikonfirmasi oleh pemeriksaan laboratorium sekarang adalah 42.

Ia mengingatkan rakyat Liberia agar tidak mengadakan kontak erat dengan orang yang diduga sebagai pasien Ebola dan meragukan keberadaan penyakit tersebut, demikian laporan Xinhua. Nyenswah mengatakan penyakit itu memang ada di Liberia.

Ia juga menyarankan rakyat Liberia agar melatih kebiasaan sering-sering mencuci tangan mereka.

Virus Ebola, yang memiliki masa inkubasi sampai 21 hari, memiliki angka kematian sebanyak 90 persen.

Virus tersebut pertama kali ditemukan pada 1976 dalam dua wabah yang muncul secara berbarengan di Sudan dan di Republik Demokratik Kongo. Namun virus itu diambil dari nama Sungai Ebola, tempat wabah tersebut ditemukan di satu desa di Republik Demokratik Kongo.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan penyakit itu, yang dulu dikenal dengan nama demam berdarah Ebola, sebagai "penyakit parah, yang seringkali mematikan" dan "salah satu penyakit virus paling ganas di dunia".


Penerjemah: Chaidar Abdullah

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014