Kudus (ANTARA News) - Puluhan warga Kabupaten Pati, Jawa Tengah, Kamis, menggelar doa bersama menjelang putusan sidang sengketa Pemilu Presiden di Mahkamah Konstitusi dengan harapan situasi negara tetap aman dan kondusif.

Doa bersama yang digelar di rumah salah satu kader PDI Perjuangan di Kabupaten Pati itu bertujuan agar apapun hasilnya diterima oleh masyarakat luas, termasuk pihak yang mengajukan gugatan Pilpres ke MK.

Doa bersama itu tidak hanya dihadiri kader maupun simpatisan PDI Perjuangan yang selama ini mendukung pencalonan Joko Widodo dan Jusuf Kalla sebagai calon presiden dan wakil presiden 2014, melainkan kader dari partai pendukung Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa juga ikut hadir.

Menurut kader PDI Perjuangan Pati yang juga Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) Jokowi-JK Kabupaten Pati, Imam Suroso, kegiatannya ini hanya sekadar ingin berdoa agar pascakeputusan sidang sengketa Pilpres di MK siruasi negara tetap kondusif dan tidak muncul perpecahan di masyarakat.

"Apapun hasil keputusan MK nantinya, masyarakat baik dari kubu Jokowi-JK maupun Prabowo-Hatta diharapkan bisa menerima dengan lapang dada," ujarnya.

Apalagi, lanjut dia, keputusan MK merupakan keputusan final mengikat dan menjadi representasi keputusan lembaga tinggi negara untuk kepentingan lebih luas.

Ia mengaku, berharap tidak ada permasalahan lanjutan pascakeputusan MK karena situasi negara yang aman dan kondusif harus tetap dijaga untuk menyongsong masa depan yang lebih baik lagi.

"Masyarakat dari kedua kubu tetap harus duduk bersama dan saling hormat-menghormati, meskipun keputusan MK tersebut dimungkinkan ada yang merasa kurang puas," ujarnya.

Sementara itu, pengurus DPC PBB Pati, Ali Mustafidin mengaku, sepakat dengan kegiatan doa bersama yang dilanjutkan dengan tahlil bersama agar situasi bangsa ini tetap aman dan kondusif serta tidak ada permasalahan yang dapat memecah kesatuan.

"Apapun hasil putusan MK harus dihormati bersama dan diharapkan tidak muncul perselisihan yang berkepanjangan karena masyarakat kecil nantinya yang akan menjadi korban," ujarnya.

(KR-AN/H015)

Pewarta: Akhmad NL
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014