Purwokerto (ANTARA News) - Balai Pelaksana Teknis Bina Marga Wilayah Cilacap mengecek kondisi Jembatan Serayu di perbatasan Kecamatan Maos dan Kesugihan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, yang dilaporkan melengkung pada bagian tengah dan dikhawatirkan bisa runtuh.

"Kami sudah mengecek kondisinya dari atas jembatan. Namun dalam waktu dekat, kami akan mengeceknya dari bawah jembatan dengan menggunakan perahu," kata Kepala BPT Bina Marga Wilayah Cilacap Effendi Nugroho, di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Kamis.

Effendi mengatakan hal itu kepada wartawan disela Rapat Koordinasi Antisipasi Jembatan Comal di Kantor Badan Koordinasi Wilayah III Jateng yang meliputi 11 kabupaten/kota se-eks Karesidenan Banyumas dan Pekalongan.

Menurut dia, konstruksi jembatan yang memiliki panjang bentangan 128 meter dengan lebar 8,3 meter tersebut dibuat melengkung sehingga tetap aman dilalui kendaraan.

"Namun kami akan tetap memantau dan mengeceknya lebih lanjut karena banyak kendaraan berat dari maupun menuju Cilacap yang melewati jembatan itu," katanya.

Salah seorang warga Desa Karangkemiri, Kecamatan Maos, Sudarman (48) mengatakan bahwa Jembatan Serayu tersebut mulai terlihat melengkung sejak tiga tahun lalu.

Bahkan, kata dia, kondisinya dari hari ke hari semakin parah.

"Kalau dilihat dari timur ke barat, posisi pagar jembatan sudah tidak lurus dan bagian tengah terlihat turun, sehingga tampak melengkung. Bahkan, kalau kita melintas dengan mengendarai mobil akan terasa seperti bergelombang," katanya.

Ia mengharapkan dinas terkait segera menangani jembatan tersebut karena dikhawatirkan akan runtuh seperti Jembatan Soekarno di atas Sungai Serayu perbatasan Kecamatan Rawalo dan Kebasen, Kabupaten Banyumas, maupun Jembatan Comal di Pemalang yang ambles beberapa waktu lalu.

"Warga sering bertanya-tanya, melengkungnya jembatan itu apakah karena fondasinya tergerus air atau sebab lain," katanya.

Data yang dihimpun, Jembatan Serayu Maos yang dibangun pada tahun 1978-1983 dan diresmikan pada tanggal 19 April 1983 oleh Wakil Presiden Umar Wirahadikusumah itu menggunakan konstruksi beton pratekan tipe boks dengan bentangan 128 meter dengan lebar 8,3 meter.

Jembatan yang berada di jalur utama penghubung Cilacap dengan Yogyakarta dan Semarang itu merupakan jembatan yang menggunakan baja prategang sehingga terasa lentur saat dilalui kendaraan.

Pewarta: Sumarwoto
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014