Jakarta (ANTARA News) - Organisasi dan relawan nasionalis pendukung Joko Widodo-Jusuf Kalla meminta Jokowi untuk tidak memilih para pembantunya (menteri) yang pro-neoliberal (pasar bebas).

Tak hanya itu, Jokowi harus memilih menteri-menteri yang tidak terkait Korupsi, Kolusi, Nepotisme (KKN) baik secara langsung maupun tidak langsung.

Presidium Aliansi Nasionalis Nahdliyin (ANN), Edwin H Soekawati dan Ketua Laskar Rakyat Jokowi, Riano Oscha di Jakarta, Selasa, menyebutkan, Jokowi harus memilih menteri yang memahami betul nilai-nilai Trisakti sebagaimana yang tertuang dalam visi-misi Jokowi sebagai calon presiden.

Menurut Edwin H Soekawati, bila ada calon menteri yang memiliki unsur-unsur dan anasir yang bertentanggan dengan prinsip Trisakti, seperti proliberal, otoritarian, tukang catut, koruptor, cari selamat, sekterian, ingin bergabung dalam kabinet Trisakti, maka layak sekali untuk ditolak.

"Kami berharap presiden terpilih, Jokowi, dalam menentukan menterinya mengedepankan prinsip-prinsip Trisakti. Terlepas mau ramping atau gemuk postur kementeriannya, tetap harus berprinsip pada Trisakti. Yakni, berdaulat secara politik, kemandirian ekonomi, dan berkepribadian sesuai jati diri bangsa. Paling menteri yang dipiih tidak pernah bertentangan dengan prinsip-prinsip Trisakti," katanya.

Selain itu, calon menteri yang dipilih juga harus memiliki Prestasi, Dedikasi, Loyalitas, dan Tanggungjawab (PDLT).

"Bersih dari KKN, baik diri maupun keluarga, baik secara langsung maupun tidak langsung. Meski tidak terlibat langsung, tapi pernah mendiamkan adanya KKN, maka dia sudah tidak pantas," ujar Edwin.

Sementara itu, Riano Oscha mengatakan, dari nama-nama menteri yang beredar saat ini ke publik, ada beberapa oknum yang tidak senafas dengan tiga syarat di atas.

Riano juga menyatakan, pihaknya siap memberikan rekam jejak nama-nama menteri yang diinginkan Jokowi.

"Rekam jejak tersebut sangat penting agar Jokowi tahu siapa saja calon pembantunya yang selaras dengan nilai Trisakti," katanya.(*)


Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014