Ada potensi sentimen global berpengaruh di kita. Dari berbagai kejadian sebelumnya pun seperti krisis di Yunani telah menimbulkan dampaknya,"
Jakarta (ANTARA News) - Otoritas Jasa Keuangan mengingatkan perbankan nasional untuk melakukan langkah antisipatif dan meningkatkan kualitas manajemen risiko menghadapi tekanan likuiditas keuangan global yang diperkirakan melanda negara-negara "emerging markets" pada 2015.

"Ada potensi sentimen global berpengaruh di kita. Dari berbagai kejadian sebelumnya pun seperti krisis di Yunani telah menimbulkan dampaknya," kata Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad di sela-sela "Indonesia Banking Expo 2014" di Jakarta, Kamis.

Muliaman mengemukakan hal tersebut menanggapi tantangan pengetatan likuiditas 2015 yang diperkirakan terjadi karena Bank Sentral Amerika (The Fed) akan menaikkan suku bunga.

Dia berujar, Bank Indonesia tentu akan mengkaji sejumlah instrumen untuk antisipasi, seperti halnya menaikkan suku bunga acuan (BI rate) sehingga dapat mengantisipasi gejolak dana keluar (capital outflow).

"Ya kita lihatlah nanti, karena magnitude-nya belum. Ini kan juga baru perkiraan," ujarnya.

Kebijakan yang akan diambil Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Fed Janet Yellen tentunya akan dikaji oleh Bank Indonesia dengan berbagai variabel, kata Muliaman.

Ketua Dewan Komisioner OJK merasa optimistis perbankan nasional dapat mengantisipasi tekanan likuiditas keuangan tersebut, jika melihat kinerja dalam menghadapi tekanan domestik dan global yang terjadi sepanjang 2014.

Di sisi lain, dia mengakui jika likuiditas keuangan semakin ketat 2015, pertumbuhan penyaluran kredit memang dapat melambat, dibanding 2014.

Pada tahun ini, meskipun didera ketatnya likuiditas, Muliaman optimistis pertumbuhan kredit dapat sesuai target di 15-16 persen dan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 13-14 hingga akhir tahun.

Secara terpisah, Direktur Keuangan PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk (BRI) Achmad Baiquni mengatakan melihat tantangan tahun depan, bank-bank nasional harus mampu mengatasi persoalan likuiditas yang masih menjadi problema di pasar keuangan dalam negeri.

Oleh karena itu, dia mengatakan tidak tepat bagi perbankan melakukan ekspansi perbankan nasional ke negara lain.

"Kita tidak usah bicara keluar, tapi yang dalam saja dulu. Likuiditas ke depan itu tambah ketat lagi," kata Baiquni.
(I029/A013)

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014